Sabtu 18 Nov 2017 18:10 WIB

'Pemuda Lintas Agama Punya Peran Setara Bangun Bangsa'

Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Prof Faisal Abdullah saat memberi sambutan pada acara Gerapan Pemuda Membaca Kitab Suci (GPMKS) yang digelar di Pasar UKM, Kelurahan Labukkang, Kecamatan Ujung, Kota Parepare, Jumat, (17/11).
Foto: dokpri
Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Prof Faisal Abdullah saat memberi sambutan pada acara Gerapan Pemuda Membaca Kitab Suci (GPMKS) yang digelar di Pasar UKM, Kelurahan Labukkang, Kecamatan Ujung, Kota Parepare, Jumat, (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, PAREPARE -- Indonesia yang memiliki dasar negara Pancasila mengakui keragaman dan keberagamaan. Sehingga setiap pemuda penganut agama atau kepercayaan apapun sepanjang selaras dengan Pancasila mempunyai peran dan tanggung jawab yang sama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Keberagaman yang dimiliki Indonesia merupakan sebuah keistimewaan bangsa yang harus dijaga dengan baik, karena keberagamaan juga bisa membuat hidup lebih baik. 

“Keberagaman adalah takdir terbaik yang Tuhan pilihkan bagi bangsa Indonesia, maka perlu mendapatkan perhatian lebih untuk menjadikan perbedaan tersebut sebagai potensi bukan sebagai ancaman. Agar kita bisa hidup rukun, harmonis dan berdampingan,” ujar Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora, Prof Faisal Abdullah saat memberi sambutan pada acara Gerapan Pemuda Membaca Kitab Suci (GPMKS) yang digelar di Pasar UKM, Kelurahan Labukkang, Kecamatan Ujung, Kota Parepare, Jumat, (17/11).

Melalui kegiatan GPMKS yang digelar Kemenpora sebagai rangkaian Kirab Pemuda 2017, para pemuda diharapkan senantiasa menghormati dan memahami ajaran agama masing-masing. Juga bahu-bahu membangun daerah dan bangsanya.

Berdasarkan data BPS pusat tahun 2009-2015, tingkat partisipasi pemuda dalam kegiatan keagamaan tiap tahun makin menurun. Yakni dari 67,18 persen pada tahun 2009 ke angka 51,72 persen pada tahun 2015. Data tersebut menjadi landasan utama kami melaksanakan kegiatan GPMKS ini.

“Kami merasa sedih atas data yang dikeluarkan BPS tersebut, tetapi sekaligus menjadi pendorong pemerintah untuk turut andil dalam peningkatan partisipasi pemuda dalam kegiatan keagamaan,” ungkap Faisal yang juga kelahiran Kota Parepare.

Diharapkan ke depan, kegiatan GPMKS dapat dilaksanakan tidak hanya oleh Kemenpora, namun juga oleh Kementerian/Lembaga terkait, Pemda, organisasi keagamaan/kepemudaan seluruh lapisan masyarakat hingga lingkungan keluarga. Sebab, masa depan bangsa ini antara lain ditentukan oleh kesadaran kolektif, termasuk pemuda, terhadap penguatan keyakinan agama masing-masing dalam bingkai NKRI yang senantiasa dijiwai dengan nilai-nilai religius.

GPMKS digelar di 34 titik Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Kota menjadi satu-satunya titik di Provinsi Sulawesi Selatan yang dipilih menjadi tempat pelaksanaan kegiatan tersebut.  Sekitar 800 pemuda dari berbagai agama yang resmi di Indonesia, mengikuti GPMKS Parepare. Kegiatan ini merupakan langkah awal Kemenpora untuk meningkatkan partisipasi kaum muda dalam kegiatan keagamaan.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement