Senin 20 Nov 2017 07:18 WIB

Demiz: Angklung Mampu Jadi Budaya Bernilai Ekonomi Kreatif

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar bersama ribuan pelajar memainkan angklung pada Angklungs Day 2017 di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Ahad (19/11).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar bersama ribuan pelajar memainkan angklung pada Angklungs Day 2017 di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Ahad (19/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pasca ditetapkannya Angklung sebagai Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity (Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia) oleh UNESCO pada 18 November 2010 lalu, menjadikan angklung sebagai budaya yang mampu menjadi budaya yang bernilai ekonomi kreatif.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar saat memberikan sambutan pada Perayaan dan Peringatan Pengukuhan Angklung Sebagai Warisan Budaya Indonesia, di Halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Ahad (19/11).

Menurut Deddy Mizwar, dalam peringatan hari angklung ini, harus menjadi penambah semangat pelestarian dan pengembangan angklung sebagai salah satu budaya sunda oleh masyarakat. Karena, angklung sudah tujuh tahun menjadi warisan dunia tak benda oleh UNESCO. Penetapan ini, akan dicabut kalau tak ada kegiatan angklung umbuh dan berkembang di masyarakat.

"Dan itu lah kita ingatkan masyarakat melalui angklung days bahwa angklung ini sudah menjadi bagian dari masyarakat, dia tumbuh dan terus berkembang secara natural, sehingga angklung selamanya menjadi warisan dunia takbenda, " ujar pria yang akrab disapa Demiz kepada wartawan.