Senin 20 Nov 2017 15:37 WIB

Suu Kyi: Imigrasi Ilegal Sebarkan Terorisme

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Aung San Suu Kyi.
Foto: AP
Aung San Suu Kyi.

REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYITAW -- Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi memberi pidato sambutan dalam Pertemuan Tingkat Menteri Asia-Eropa (ASEM) yang digelar di Nyapyitaw, Myanmar, Senin (20/11). Dalam pidatonya, Suu Kyi menyinggung keterkaitan antara imigrasi ilegal dengan merebaknya terorisme.

Suu Kyi mengatakan, dunia menghadapi ketidakstabilan dan konflik sebagian karena imigrasi ilegal yang menyebarkan terorisme. "Imigrasi ilegal menyebarkan terorisme dan ektremisme kekerasan, ketidakharmonisan sosial, dan bahkan ancaman perang nuklir," kata Suu Kyi dalam pidatonya.

"Konflik mengambil kedamaian dari masyarakat, meninggalkan keterbelakangan dan kemiskinan, mendorong masyarakat dan bahkan negara-negara menjauhkan diri satu sama lain," ujar Suu Kyi menambahkan.

Ia tidak secara eksplisit menyinggung tentang eksodus pengungsi Rohingya dalam pidatonya. Namun, pernyataannya tersebut menyoroti pandangan banyak orang di Myanmar yang menganggap Rohingya sebagai imigran ilegal dan penyebab munculnya tindakan teror.

Militer Myanmar dan Suu Kyi telah dihujani kritik oleh masyarakat internasional karena dinilai bertanggung jawab atas terjadinya gelombang pengungsi Rohinghya ke Bangladesh. Lebih dari 600 ribu orang Rohingya kini tinggal di kemah dan tenda-tenda darurat di zona perbatasan Bangladesh sejak kekerasan di Rakhine pecah pada Agustus.

Krisis di Rakhine telah menenggelamkan popularitas Suu Kyi di kancah internasional. Sebab sebagai peraih nobel perdamaian, ia dianggap membiarkan kekerasan dan pembantaian terhadap Rohingya. Sikap yang sangat kontradiktif dengan status yang disandangnya.

Selain perihal imigrasi ilegal dan terorisme, Suu Kyi pun menyinggung tentang perubahan iklim yang menyebabkan bencana alam. Menurutnya, perubahan iklim telah menjadi salah satu permasalahan global yang harus ditangani.

Ia menilai pemahaman bersama tentang masalah-masalah tersebut sangat penting untuk menjaga perdamaian dan pembangunan ekonomi berkelanjutan.

"Saya percaya bahwa jika pembuat kebijakan mengembangkan pemahaman yang benar mengenai masing-masing kendala dan kesulitan tersebut, proses penanganan masalah global akan menjadi lebih mudah dan efektif," ujar Suu Kyi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement