REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kali Krukut, kali yang tadinya selebar 20 meter kini menjadi sekitar 3 meter. Kali yang tadinya cukup dalam ini lama kelamaan menjadi dangkal akibat sedimentasi lumpur. Hal ini pun berdampak ke warga di sekitarnya. Setiap kali hujan, banjir tidak bisa terelakkan.
Pada 6 November 2017, pengerukan Kali Krukut mulai dilakukan oleh Gubernur baru DKI Jakarta, Anies Baswedan. Alat-alat berat seperti backhoe turun ke sungai untuk memperdalam aliran air sehingga diharapkan dapat menanggulangi banjir.
Diarti, salah seorang warga Petogogan RW 02 telah merasakan banjir berkali-kali. Ia lahir di wilayah tersebut dan telah mengalami banjir setiap hujan turun. Saat ia muda, aliran sungai tidak seperti sekarang. Sungainya lebih dalam dan tentunya aliran airnya lebih lancar. Sekitar 40 tahun berlalu, sungai semakin dangkal dan banjir pun kian menjadi-jadi.
"Yang paling parah itu tahun 2007 sama yang waktu banjirnya sampai Istana Negara. Itu parah banget," terang Diarti, saat ditemui di Petogogan, Senin (20/11).
Hal yang sama diungkapkan Siti Muryani, seorang pedagang kelontong Petogogan RW 02. Banjir akan terjadi di wilayah tempat tinggalnya setiap ada hujan. Belum lagi ketika ada banjir kiriman. Tiba-tiba akan ada air mengalir padahal tidak ada hujan sedikit pun.
"Setiap hujan ya banjir. Kalau banjirnya kiriman sih, enggak ada hujan, mau panas juga tiba-tiba ada air banjir," ujar Siti.
Lokasi RW 02 Petogogan memang berada di dekat Kali Krukut. Selain itu, lokasinya merupakan daerah turunan sehingga jelas akan menjadi tempat air mengalir ketika Kali Krukut meluap.
Pada akhir 2016, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mulai melakukan pengerukan tanah Kali Krukut. Hal ini dilakukan untuk memperdalam aliran air sehingga tidak meluap terlalu banyak. Kebijakan ini pun dilanjutkan oleh Anies dan hingga saat ini masih terlihat sejumlah backhoe yang sibuk memperdalam Kali Krukut.
Kegiatan pengerukan kali ini ternyata memberikan dampak positif bagi warga. Baik Diarti dan Siti sama-sama mengatakan banjir di wilayahnya semakin membaik. Banjir yang tadinya bisa berhari-hari, kini lebih cepat surutnya.
"Memang sejak diuruk itu jauh berkurang. Dulu sih bisa dua hari baru surut, kalau sekarang enggak sampai satu hari. Kalau sekarang banjirnya enggak nginep, lah," terang Siti.