REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Memasuki hari kedelapan, air masih merendam empat RT di dua RW di Kelurahan Cikeuting Udik, Kecamatan Bantar Gebang. Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi pun bersama jajarannya pada Senin (20/11) pagi mengunjungi lokasi banjir.
Sebelumnya, wali kota yang akrab disapa Pepen itu sempat heran, mengapa lokasi di kelurahan Cikeuting Udik yang dataran tinggi bisa terendam air. "Ciketing kan dataran tinggi, saya akan coba pelajari nanti," ujarnya usai apel pagi di halaman Pemerintah Kota Bekasi, Senin (20/11).
Saat meninjau lokasi banjir dan lokasi penggalian saluran air di belakang kantor Kelurahan Cikeuting Udik, Pepen beserta Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Tri Ardhianto, memberikan solusi penanganan terhadap penggalian saluran pembuangan air itu. Menurutnya, banjir yang menggenangi rumah warga selama delapan hari itu disebabkan karena curah hujan yang memang terpantau tinggi. Penyebab kedua adalah adanya kendala berupa tanah longsor sedalam sembilan meter saat pengerjaan penggalian saluran air baru di belakang kantor Kelurahan Cikeuting Udik.
Pihaknya pun memberikan solusi berupa sodetan dengan menambah saluran air lagi berdiameter 60 sentimeter di bagian hilir. Pepen lalu menuturkan, dalam penambahan saluran air itu akan menggunakan dana darurat milik Pemerintah Kota.
"Karena ini bersifat mendesak dan darurat, maka akan digunakan dana darurat," tuturnya.
Pepen juga menegaskan, penanganan darurat ini akan segera dituntaskan oleh jajarannya, terutama Dinas PUPR dalam waktu satu pekan. "Pokoknya ini ditargetkan satu pekan selesai," ungkapnya.
Saat ini, kata dia, segala bantuan telah dikerahkan pada para pengungsi banjir. Ia menyebut telah mengerahkan Dinas Sosial untuk kebutuhan logistik dan dapur umum, serta Dinas Kesehatan untuk kebutuhan kesehatan masyarakat. "Tapi sebenarnya yang menjadi fokus adalah sodetan ini," ujarnya.
Kepala Dinas PUPR, Tri Ardhianto mengatakan pihaknya saat ini akan fokus terhadap penambahan saluran air di bagian hilir, yakni persis di belakang kantor Kelurahan Cikeuting Udik. Ia mengungkapkan Kelurahan Cikeuting Udik memang melakukan pengajuan untuk penambahan saluran air, mengingat kelurahan itu kerap kebanjiran setinggi 20 hingga 30 sentimeter.
Dalam penambahan saluran air yang memiliki panjang total 380 meter itu, sekitar 250-an dari panjangnya saat ini telah selesai. Sedang proses, tapi terkendala longsor, jadi banjir. "Sehingga ada penambahan saluran air lagi secara darurat," ungkapnya.
Tambahan saluran air berdiameter 60 sentimeter itu, dikatakannya akan dipasang di sebelah saluran lama berdiameter 60 sentimeter. Sehingga, nantinya air yang telah masuk dari hulu yang melewati saluran air bediameter 80 cm, akan segera keluar melalui saluran air berdiameter 120 sentimeter.
Tri mengatakan, dengan adanya kucuran dana darurat itu, pihaknya akan segera menuntaskan penanganan banjir yang menggenangi RT 004 RW 001, dan RT 001, 002, 003 RW 003 di Kelurahan Cikeuting Udik itu. Ia memprediksi dana yang dibutuhkan adalah sebesar sekitar Rp 3-4 miliar. "Bila dana memang sudah oke, kita tuntaskan satu pekan," ujarnya.
Walaupun begitu, pihaknya saat ini juga akan melakukan pengerukan tanah yang longsor sedalam sembilan meter terlebih dahulu. Setelah itu, akan dilakukan pemasangan saluran air baru itu, yang nantinya akan bermuara pada polder Cikeuting Udik yang saat ini masih tahap pembangunan.
"Tujuan besarnya adalah pada polder Cikeuting Udik yang akan menampung air yang mengalir dari seluruh wilayah Cikeuting Udik, tidak hanya warga RT RW tertentu saja," katanya.