REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dengan munculnya uang palsu menjelang Pilkada 2018 yang akan terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.
"Sejauh ini kita terus lakukan sosialisasi kepada setiap masyarakat tentang tiga D agar masyarakat bisa mengetahui ciri-ciri uang palsu yang bisa saja muncul jelang dan saat Pilkada nanti," kata Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Suhaedi kepada wartawan di Jakarta, Selasa (21/11).
Hal ini disampaikannya kepada 580 wartawan dari 34 provinsi di Indonesia yang diundang hadir untuk mengikuti pelatihan wartawan daerah Bank Indonesia 2017 yang digelar mulai Senin (20/11) hingga Rabu (22/11).
Ia mengatakan bahwa saat Pilkada dikhawatirkan banyaknya politik uang, ada oknum-oknum yang sengaja memanfaatkan momen tersebut untuk menyebarkan uang palsu. Oleh karena itu menurut Suhaedi 3D (Diterawang, Dilihat dan Diraba) adalah cara yang paling ampuh agar masyarakat bisa mengetahui ciri-ciri keaslian uang yang bisa saja menyebar di tengah masyarakat.
Untuk mencegah terjadinya penyebaran uang palsu di tengah masyarakat, Bank Indonesia bekerja sama dengan pihak kepolisian tidak hanya di ibu kota negara tetapi juga di setiap daerah di Indonesia. "Saat ini bersama-sama dengan aparat kepolisian kita meningkatkan sosialisasi. Bank Indonesia dengan Bareskrim sudah merancang program untuk sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dan aparat penegak hukum lainnya sehingga penanganan uang palsu akan lebih efektif bukan hanya kepada pengedar tetapi akan sampai dengan pemodalnya," tuturnya.
Suhaedi mengungkapkan BI mengapresiasi kerja dari Bareskrim Polri yang dengan sigap membongkar sindikat pengedaran uang palsu sebanyak 373 lembar yang terjadi pada Oktober lalu. "Ini luar biasa sekali. Kami dari BI sangat menyambut baik kerja keras dari Bareskrim," ujarnya.
Namun ia mengaku bahwa sampai saat ini tren penemuan uang palsu di tengah masyarakat trennya masih sangat menurun yang ditangani oleh kepolisian dan juga melalui pelaporan dari seluruh Bank kepada BI. Hingga September 2017 menurun dari tahun sebelumnya. Dari 200 ribu lembar uang yang beredar, hanya ada satu lembar uang palsu yang beredar. "Kita berharap tren penurunan ini akan terus berlanjut seterusnya," ujar Suhaedi.