REPUBLIKA.CO.ID,DUBAI -- Kingdom Holding berencana meminjam uang untuk mendanai investasi baru Arab Saudi. Namun, peminjaman ini batal dilakukan karena pemilik Kingdom Holding, Pangeran Alwaleed bin Talal, telah ditahan dalam tindakan antikorupsi Arab Saudi.
Menurut empat sumber perbankan yang mengetahui masalah tersebut, Kingdom Holding telah mendekati bank untuk mendapatkan pinjaman. Namun rencana pembiayaan tersebut dibatalkan karena kreditur khawatir akan dampak potensial jika mereka memberikan pinjaman kepada perusahaan pangeran tersebut. Salah satu sumber menyebutkan pinjaman senilai sekitar 1,3 miliar dolar AS.
Sebuah perusahaan investasi terkemuka di Saudi dengan saham di real estat utama termasuk New York Plaza Hotel dan Hotel Savoy London akan menyarankan tindakan keras bulan ini karena memperlambat aktivitas bisnis baru Saudi.
Seperti ditulis //reuters, Chief Financial Officer Kerajaan Mohammed Fahmy mengatakan perusahaannya tidak meminta bank untuk mendapatkan komitmen pinjaman resmi. Dia mengatakan persyaratan kesepakatan pembiayaan tidak akan pernah selesai.
Lebih dari 200 orang diinterogasi dan puluhan pangeran, pejabat dan pebisnis terkemuka ditahan dalam program antikorupsi. Dan lebih dari 2.000 rekening bank dibekukan oleh penyelidik.
Pemerintah Riyadh mengatakan ekonomi tidak akan terganggu akibat pembekuan rekening ini karena penyidik hanya menargetkan individu, bukan perusahaan mereka yang dapat terus beroperasi seperti biasa. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan segera setelah Pangeran Alwaleed ditahan dua pekan lalu, Kingdom Holding juga mengatakan pihaknya terus beroperasi secara normal, dan mendapat dukungan dari pemerintah.
Tapi penangguhan pinjaman akan memiliki dampak pada beberapa bidang ekonomi. Hal ini dikarenakan belum adanya kejelasan nasib pemimpin perusahaan membuat bank menjadi enggan untuk memperpanjang pembiayaan baru.
Kingdom Holding menyelesaikan akuisisi 16,2 persen saham pemberi pinjaman lokal Banque Saudi Fransi (BSF) pada September, membeli sekitar separuh saham Credit Agricole Prancis di BSF seharga 5,76 miliar riyal.
Perusahaan tersebut mendekati bank untuk mendapatkan pinjaman yang dijamin dengan saham BSF, karena perusahaan ingin memanfaatkan saham yang baru diakuisisi tersebut agar dapat melakukan investasi baru.
Harga saham Kingdom Holding telah merosot 19 persen dalam dua pekan terakhir, menghilangkan sekitar 1,9 miliar dolar AS nilai pasar. Tuduhan terhadap Pangeran Alwaleed, yang memiliki 95 persen saham Kingdom meliputi pencucian uang, penyuapan dan pemerasan. Namun tuduhan tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.
Seorang bankir senior di sebuah lembaga keuangan Saudi, mengatakan kesepakatan pinjaman tersebut tidak akan berlanjut sampai situasi yang dihadapi sang pangeran terselesaikan. Delapan bankir Saudi dan internasional, termasuk keempat sumber mengatakan selain pinjaman Kingdom Holding, sejumlah transaksi lain yang melibatkan klien secara langsung atau tidak langsung dalam penahanan juga telah ditunda.
Bank telah meningkatkan pengawasan untuk beberapa pembiayaan baru. Dalam sebuah laporan pekan lalu, lembaga pemeringkat utang Moody's mengatakan pembekuan rekening bank yang berkepanjangan di Arab Saudi dapat merusak kualitas kredit korporasi di kerajaan tersebut karena deposan besar seringkali merupakan peminjam besar dan pemilik bisnis.
"Sektor korporasi Arab Saudi tetap didominasi oleh bisnis milik keluarga yang tidak terdaftar dengan tata kelola dan pengungkapan yang tidak merata dan sering mencampuradukkan aktivitas individu dan perusahaan, yang pada akhirnya dapat mengekspos korporat ke akun beku orang-orang ini," kata Moody's.