REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Permintaan energi listrik di Kota Palembang meningkat pesat pada tahun ini jika dibandingkan sebelumnya karena dipengaruhi adanya perhelatan Asian Games XVIII tahun 2018. Manager PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Area Palembang Jhoni di Palembang, Selasa (21/11) mengatakan saat ini daftar tunggu yang sudah masuk ke perusahaan per November sudah mencapai total 75 mega watt. Sementara secara normal pertumbuhan permintaan secara tahunan hanya 100 mega Watt.
"Ini sudah masuk daftar tunggunya di tahun 2017 untuk dipasang di 2018, belum lagi yang benar-benar meminta pemasangan di tahun depan," kata Jhoni.
Ia mengatakan peningkatan permintaan ini tak lain karena terjadi pertumbuhan ekonomi cukup pesat di Palembang. Seperti bermunculannya hotel, restoran, kafe, dan perkantoran, toko, serta pusat-pusat bisnis baru. PLN mencatat terjadi pertumbuhan pelanggan baru sebesar 5,14 persen per Oktober 2018 sementara angka rata-rata nasional hanya 4,0 persen. Bahkan PLN memperkirakan pada 2018 menembus 13 persen.
Kondisi ini karena bukan hanya ada permintaan penyambungan baru tapi pelanggan lama kelompok bisnis juga mengajukan penambahan daya listrik. "Jika sebelumnya pengajuan hanya 1-2 mega Watt saja, tapi kini meminta dinaikkan menjadi 2-3 mega Watt," ujar dia.
Terkait peningkatan kebutuhan listrik ini, PT PLN telah memperkirakannya, bahkan sudah masuk dalam rancangan hingga 20 tahun ke depan.
"Saat ini, Palembang dengan beban puncak 466 mW dari sisi pasokan sudah surplus 155 mW. Selain itu, akan ditambah juga pasokan dari pembangkit Sumsel 5 yakni PLTU Bayung Lincir, Muba sebesar 300 mW. Artinya dari sisi pasokan sudah melebihi," kata Jhoni.
Bukan hanya dari sisi pasokan, secara keandalan, Kota Palembang bisa dikatakan menjadi salah satu kota dengan tingkat keandalan terbaik karena semua jaringan penghantar sudah terhubung membentuk ring (spindel) sehingga ketika terjadi gangguan bisa saling bermanuver.