REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pegadaian (Persero) mencatatkan pendapatan usaha hingga Oktober 2017 mencapai Rp 8,67 triliun. Direktur Utama Pegadaian Sunarso juga masih meyakini pendapatan diproyeksikan akan tetap sesuai target sebesar Rp 10,7 triliun atau tumbuh 11 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Pegadaian menargetkan laba usaha sebesar Rp 3,4 triliun pada akhir 2017. Perolehan laba akan terus tumbuh positif sehingga pada 2018 diproyeksikan menjadi sekitar Rp 4 triliun," kata Sunarso di Jakarta, Selasa (21/11).
Pegadaian mencatatkan posisi aset hingga Oktober 2017 sebesar Rp 48,1 triliun. Angka itu diharapkan bisa mencapai Rp 50,2 triliun hingga akhir tahun ini.
Nasabah pegadaian juga terus mengalami peningkatan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Jumlah nasabah tercatat sebanyak 9,5 juta pada Oktober 2017 atau mengalami lonjakan 24,5 persen dibandingkan periode yang sama pada 2015. Perseroan pun telah menyalurkan kredit kepada masyarakat sebesar Rp 105 triliun hingga Oktober 2017.
Sunarso menyatakan, Pegadaian optimis kinerja pada 2018 akan semakin membaik, sejalan dengan membaiknya prospek ekonomi nasional yang diperkirakan tumbuh 5,4 persen. Hingga kini, Pegadaian masih mampu menguasai 95 persen pasar gadai di Tanah Air. Meski begitu, kata Sunarso, Pegadaian menyadari kondisi persaingan akan semakin ketat yang antara lain disebabkan oleh masuknya pemain-pemain baru di industri pergadaian.
Beberapa strategi sudah disiapkan perseroan untuk menghadapi beberapa tantangan yang teridentifikasi. Perseroan sedang melakukan transformasi yang meliputi perluasan jangkauan maupun pengembangan produk berbasis digital.
Saat ini, operasional Pegadaian didukung oleh 4.300 outlet dan 26 ribu karyawan. Untuk meningkatkan jangkauan dan kualitas layanan, perseroan akan melakukan penataan dan standarisasi outlet, revitalisasi gudang dan penyimpanan, serta peningkatan kompetensi sumber daya manusia seperti sertifikasi penaksir spesialis dan kompetensi di bidang non gadai.