REPUBLIKA.CO.ID, PERTH -- Perubahan kurikulum yang penting akan segera terjadi di sekolah-sekolah Australia Barat (WA). Para pengajar mengklaim bahwa perubahan itu akan memperbaiki ingatan dan fungsi otak anak-anak, sehingga memudahkan mereka untuk menyimpan informasi dan meningkatkan konsentrasinya.
Mulai tahun depan, mengajarkan bahasa asing kepada murid kelas 3 akan diwajibkan untuk semua sekolah dasar, baik negeri maupun swasta di WA.
Bagi banyak sekolah yang telah melakukan upaya ini, perubahan tersebut akan luput dari perhatian, namun akan menjadi perubahan yang signifikan bagi 269 sekolah yang belum melakukannya -dan banyak dari mereka berebut untuk mencari guru bahasa asing secara bersamaan.
Perubahan ini diberlakukan secara bertahap, dan pada tahun 2023 semua siswa sekolah mulai dari Kelas 3 sampai 8 akan belajar bahasa asing.
Bahasa apa yang tepatnya dipelajari diserahkan ke masing-masing sekolah untuk menentukannya, namun Otoritas Kurikulum dan Standar Sekolah telah mengembangkan silabus untuk enam pilihan paling populer – Bahasa China, Jepang, Indonesia, Perancis, Jerman dan Italia.
Jika sekolah memutuskan untuk melakukannya sendiri dan mengajarkan bahasa yang berbeda -seperti bahasa Arab, Ibrani, Korea, atau bahasa Aborijin -mereka akan bisa menggunakan kurikulum alternatif yang disetujui oleh otoritas tersebut.
Keuntungan belajar bahasa asing
Guru bahasa Jepang, Margo Whittle mengatakan bahwa keuntungan belajar bahasa asing bisa segera nampak dan akan terbawa ke aspek lainnya dari kehidupan anak-anak, termasuk pemahaman bahasa Inggris yang lebih baik dan penghargaan terhadap budaya lain.
Whittle mulai mengajar bahasa Jepang untuk kelas 3-7 di Sekolah Dasar Yuluma, Innaloo, pada tahun 2008, dan programnya sangat populer di antara anak-anak dan orang tua sehingga 3 tahun lalu, sekolah tersebut memperluasnya untuk mencakup semua tingkatan kelas.
Ia mengatakan bahwa anak-anak yang lebih muda mulai belajar bahasa asing dengan lebih baik, karena anak-anak muda lebih mudah menyerap informasi.
"Itu adalah keuntungan belajar sejak usia muda karena mereka sangat menerima segala sesuatu, setiap pengalaman baru," kata Whittle.
Siswa kelas 3 bernama Emma mengatakan bahwa belajar bahasa Jepang telah membuatnya lebih cerdas dan ia ingin terus mempelajarinya hingga dewasa. "Saya suka belajar hal baru dalam bahasa Jepang dan saya suka belajar angka tapi saya selalu lupa nomor 100," tuturnya.
Seluruh komunitas sekolah telah menyambut baik program Bahasa Jepang Whittle.
SD Yuluma memiliki kelompok drum "taiko" Jepang, taman Jepang yang dikelola oleh anak-anak dan digunakan sebagai tempat hiburan, dan pada hari karnaval olahraga sekolah, anak-anak bermain "tamaire", permainan bola merah dan putih yang populer di Jepang.
Kecintaan adalah kuncinya
Kepala Sekolah Yulumu, Kim Pitts-Hill, mengatakan bahwa keberhasilan setiap program Bahasa asing, pada akhirnya, akan bergantung pada guru dan tingkat antusiasme mereka.
"Anda harus memiliki seorang guru yang bersemangat dengan apa yang diajarkan dan Sensei Whittle [sebutan untuk guru dalam Bahasa Jepang) persis seperti gambaran tersebut, tapi lebih dari itu Anda memerlukan orang tersebut untuk terhubung dengan staf lain dan terhubung dengan orang lain," jelasnya.
"Dengan melakukan itu, maka ada rasa kolaborasi, prestasi bersama dan kemampuan itu adalah model yang dijadikan contoh dan dipelajari oleh anak-anak."
Departemen Pendidikan mengatakan, lebih dari 150 kepala sekolah dasar mengindikasikan mereka ingin mempekerjakan seorang guru bahasa asing pada tahun 2018.
Lebih dari 100 sekolah negeri diperkirakan akan memberi pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa China secara daring.
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.