REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia mengatakan tidak terjadi kecelakaan nuklir, seperti yang dilaporkan pada Selasa (21/11). Laporan datang beberapa waktu setelah jejak radio aktif dengan kadar tinggi ditemukan.
Pusat layanan cuaca Rusia mengakui telah terjadi pencemaran rutenium -106 pada 1.000 kali tingkat normal di pegunungan Ural. Namun, tidak ada risiko kesehatan terhadap lingkungan yang muncul akibat hal ini.
Pengumuman dari Pemerintah Rusia mengkonfirmasi laporan lembaga keselamatan nuklir Prancis yang mendeteksi adanya awan polusi radioaktif di seluruh Eropa. Institut untuk perlindungan radioaktif dan keamanan nuklir (IRSN) mengatakan pada 9 November lalu mendeteksi rutenium- 106 di Prancis.
Meski demikian, sumber kontaminasi radioaktif dapat berasal dari kecelakaan di fasilitas nuklir di Rusia maupun Kazakhstan. Dinas Metereologi Rusia kemudian mengatakan terdapat polusi yang sangat tinggi dari isotop radioaktif antara September dan Oktober lalu.
Kemudian, di dekat fasilitas nuklir Mayak di Chelyabinsk mengindikasikan adanya peningkatan 986 kali lipat dari bulan sebelumnya. Tidak diketahui dari mana asal pencemaran tersebut.
Mayak adalah perusahaan nuklir negara yang memproses ulang bahan bakar nuklir dalam skala besar. Laporan adanya kecelakaan dalam fasilitas pabrik tersebut dibantah.