Rabu 22 Nov 2017 11:11 WIB

Tambang Adani Dibiayai Cina, Lapangan Kerja Aussie Terancam

Pembiayaan dari China membuat perusahaan tambang Adani tidak lagi memerlukan pinjaman dari pemerintah Australia.
Foto: ABC
Pembiayaan dari China membuat perusahaan tambang Adani tidak lagi memerlukan pinjaman dari pemerintah Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Adani Group dilaporkan kian mendekati tahap pengamanan pembiayaan proyek tambang dan kereta api kontroversial di pedalaman Queensland, Australia. Jika hal itu berwujud, lapangan pekerjaan bagi warga lokal akan terancam.

Dalam beberapa minggu mendatang kemungkinan akan diumumkan bahwa BUMN, perbankan, dan lembaga kredit ekspor milik pemerintah Cina akan membiayai pertambangan ini.

Dalam kesepakatan ini kemungkinan Adani, perusahaan asal India, tidak lagi memerlukan pinjaman bersubsidi dari Pemerintah Australia hingga satu miliar dolar AS untuk pembiayaan jalur kereta api yang dibutuhkan mengangkut batu bara ke pelabuhan. Namun dana dari pemerintah Cina akan mendatangkan risiko menghilangkan kesempatan kerja bagi warga lokal.

Perusahaan-perusahaan dan lembaga kredit ekspor Cina selalu mewajibkan bahan bangunan untuk infrastruktur utama bersumber dari Cina, yang secara efektif mengalihkan pekerjaan dari Australia. Hal ini juga menimbulkan keraguan atas klaim Adani proyeknya akan menciptakan ribuan pekerjaan untuk warga Queensland.

Beberapa hari lalu seorang direktur Adani Mining, anak perusahaan Adani Enterprises di Australia, menjelaskan bahwa Adani telah mendapatkan pendanaan dari China untuk pertambangan Carmichael di Queensland Utara dan proyek kereta api Carmichael.

Dia mengatakan bahwa Adani tidak memerlukan pinjaman dari Northern Australia Infrastructure Facility (NAIF) untuk mendanai pembangunan jalur kereta sepanjang 388 kilometer. Menurut informasi yang diperoleh ABC, dia juga mengklaim pengumuman resmi mengenai "pembiayaan" sudah dekat.

Meski perinciannya tidak jelas, namun ABC mengungkapkan awal bulan ini bahwa sebuah perusahaan BUMN China, China Machinery Engineering Corporation (CMEC), dalam negosiasi dengan Adani untuk kontrak pembangunan pabrik dan peralatan penambangan utama sebagai imbalan atas dukungan finansial China terhadap tambang Carmichael.

CMEC tercatat di bursa Hong Kong, namun 78 persen sahamnya dimiliki perusahaan milik negara China National Machinery Industry Corporation Ltd, atau Sinomach.

Who is Gautam Adani? (Photo: AAP)
 
CEO Adani Mining Jeyakumar Janakaraj mengatakan kepada Reuters pada Oktober lalu bahwa Adani sedang dalam pembicaraan untuk mendapatkan pinjaman untuk pembiayaan penambangannya dan pendanaan lainnya.

"Perusahaan sedang dalam pembahasan lanjutan dalam semua kasus ini dan tinggal persyaratan-persyaratannya yang dinegosiasikan di tahap akhir," katanya.

Janakaraj mengatakan Adani ingin menjual saham ekuitas minoritas di proyek batubara, dan jalur kereta api, ke lembaga keuangan dan kontraktor untuk membantu mendanainya. "Menjelang akhir tahun keuangan ini semuanya akan beres," katanya.

Tahun keuangan di India berakhir pada 31 Maret. Jika Cina akhirnya mendanai Adani, hal itu secara serius dapat melemahkan investasi Cina lainnya, yaitu 50 persen sahamnya di Port of Newcastle yang dipegang oleh China Merchants Group, sebuah perusahaan besar BUMN  Cina.

Ekspor batu bara dari Galilea Basin akan mengurangi lapangan pekerjaan dan hasil tambang di wilayah pertambangan batubara Australia, termasuk di Hunter Valley, serta menekan harga batu bara sebesar 25 juta dolar AS per ton, seperti dilaporkan Wood Mackenzie, perusahaan analisis sumber daya alam terkemuka.

Dukungan bagi pertambangan batu bara besar - dengan kapasitas 60 juta ton per tahun - juga akan bertolak belakang dengan retorika Cina mengenai perubahan iklim.

Pada perundingan perubahan iklim internasional baru-baru ini di Bonn, Cina secara antusias muncul sebagai pemimpin global dalam upaya membatasi emisi karbon dioksida. Tujuannya agar peningkatan suhu global tidak lebih dari 2 derajat di atas tingkat pra-industri.

Aktivis perubahan iklim melobi pejabat Cina untuk menghentikan pendanaan yang dilakukan negara itu untuk tambang Adani di Australia. Tambang ini akan membuka wilayah baru - Galilea Basin - untuk pertambangan.

Di Queensland Utara, aktivis yang tergabung dalam "Stop Adani" belum lama ini mencoba menduduki kantor Adani Townville dan menghentikan pekerjaan konstruksi di proyek jalur kereta api.

 

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/bisnis-investasi/adani-dibiayai-china-warga-australia-kehilangan-kerja/9179234
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement