Rabu 22 Nov 2017 11:55 WIB

AS Peringatkan Warganya Bahaya Kunjungi Saudi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Jamaah masjid di Riyadh Arab Saudi tengah membaca Al Quran
Foto: Faisal Al Nasser/Reuters
Jamaah masjid di Riyadh Arab Saudi tengah membaca Al Quran

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) memperingatkan warganya tentang risiko mengunjungi Arab Saudi. Peringatan ini muncul setelah Saudi diancam serangan rudal milisi Houthi Yaman dua pekan lalu.

Departemen Luar Negeri AS, Selasa (21/11), mengatakan ancaman dari kelompok teroris dan milisi di Saudi belum berakhir, termasuk di kota-kota besar seperti Riyadh, Jedddah, dan Dhahran. Serangan dapat terjadi tanpa peringatan di manapun di negara tersebut, kata Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya.

Milisi ISIS dan kelompok afiliasinya, kata Departemen Luar Negeri AS, juga telah mengincar, tidak hanya kepentingan pemerintah Saudi, tapi juga Barat. Dia mengatakan masjid dan situs keagamaan lainnya, serta tempat-tempat yang sering dikunjungi warga AS dan orang-orang Barat lainnya juga menjadi sasaran serangan ISIS.

Oleh sebab itu, Departemen Luar Negeri AS mengimbau warganya mempertimbangkan risiko ketika hendak mengunjungi Saudi, mengingat potensi serangan teror yang dapat terjadi kapan dan di mana saja di negara tersebut.

Dua pekan lalu, milisi Houthi Yaman menembakkan sebuah rudal yang menargetkan Riyadh. Rudal tersebut berhasil dihalau dan dijatuhkan oleh Saudi sebelum mencapai sasarannya. Saudi kemudian menuding Iran terlibat dalam serangan yang dilakukan oleh Houthi. Saudi mengklaim rudal yang ditembakkan Houthi merupakan rudal yang dipasok oleh Iran.

Pada sidang darurat Liga Arab di Kairo, Mesir, yang digelar akhir pekan lalu, Saudi meminta negara-negara Arab bersatu menghadapi ancaman Iran dan perannya dalam konflik regional. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan Iran memiliki agenda memecah belah negara-negara di kawasan Arab.

"Iran bertujuan mengacaukan dan memberi bahan bakar pada perpecahan sektarian di kawasan sertamendorong gesekan antara kita dan rakyat kita," ujarnya.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement