REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Pengurus Daerah Indonesian Chef Association (BPD ICA) DIY prihatin dengan semakin jarang dan bahkan hilangnya jajanan pasar (makanan tradisional) di DIY. Jajanan pasar ini pun semakin hilang dan kalah bersaing dengan makanan dari luar yang kurang aman bagi generasi muda.
Ketua BPD ICA DIY Panca Nugraha mengatakan hal ini usai beraudiensi dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di
Kepatihan Yogyakarta, Kamis (23/11). BPD ICA DIY ingin nguri-uri atau melestarikan makanan tradisional biar anak cucu bisa
mengenang dan merasakan makanan tradisional zaman dulu.
Menurut Panca, jajanan pasar DIY sebetulnya cukup banyak, tetapi ia mengaku belum melakukan inventarisasi. Ia mencontohkan kipo yang merupakan jajanan asli khas Kotagede tapi jarang ditemukan di berbagai pasar yang ada di Yogyakarta.
Itu pun tidak setiap hari ada. "Padahal jananan tersebut bila habis dibuat langsung dimakan rasanya nikmat," tuturnya.
Karena itu DPD ICA DIY akan berupaya menyosialisasikan ke masyarakat tentang aneka macam jajanan pasar yang bisa dinikmati masyarakat luas. "Bahkan Pak Gubernur menyarankan agar setiap hotel di DIY wajib menyajikan makanan tradisional begitu tamu datang," kata Chef Hotel Grand Cokro ini.
Panca menambahkan, pihaknya di hotel Grand Cokro juga sudah berupaya menyajikan makanan tradisional di hotel dan juga melakukan kombinasi antara makanan tradisional dan modern.