Kamis 23 Nov 2017 13:56 WIB

Warga Swiss Khawatir dengan Mobil tanpa Pengemudi

Ilustrasi
Foto: intellibus.rac.com.au
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Banyak warga Swiss merasa tak tenang saat memikirkan naik mobil tanpa pengemudi, tapi orang tua yang bekerja di sektor angkutan umum menyampaikan ketertarikan mereka, demikian hasil satu studi yang disiarkan Rabu (22/11).

"Penggunaan Kendaraan Otomatis dalam Kehidupan Setiap Hari: Potensi Aplikasi dan Dampak di Swiss" adalah studi pertama yang mempelajari sikap penduduk ke arah sasaran mobil masa depan semacam itu. Sebanyak 653 rumah tangga di Swiss, yang penduduknya berbicara Bahasa Prancis dan Jerman, ditanyai, kata Asosiasi Telekomunikasi Swiss yang memimpin studi itu pada Rabu (22/11).

Konsultan Swiss, EBP, melakasanakan studi tersebut, dan mengatakan pengemudian otomatis "memperkenalkan banyak peluang buat kota besar dan daerah kantung, termasuk penggunaan ruang parkir yang tersedia secara lebih efisien, penggunaan kemampuan jalan secara lebih baik".

Praktik tersebut juga meningkatkan pemantauan lalu-lintas, landasan bagi bermacam layanan angkutan umum dan pribadi dan meningkatkan akses ke jaringan angkutan serta tujuan, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis siang.

Mobil otomatis (yaitu pengemudi dapat campur tangan jika perlu) mendapat penerimaan luas di kalangan masyarakat Swiss, kata studi itu. Namun, hanya seperempat responden berpendapat kendaraan otonomi, atau yang tak memerlukan pengemudi, masuk akal, walaupun jumlahnya masih meningkat selama beberapa tahun sebelumnya.

Orang tua yang akan tetap bergerak dapat memperoleh banyak manfaat dari mobil otonomi, kata banyak responden. Namun, hampir tujuh dari 10 orang berpendapat mobil semacam itu akan mengakibatkan tambahan lalu-lintas dan antrian kendaraan, sebab kendaraan tersebut dapat menjadi, misalnya, menurunkan orang di satu stasiun lalu pulang dalam kondisi kosong.

Sebaliknya, 56 persen responden berpendapat mobil otomatis dapat mengoptimalkan penanganan lalu-lintas dengan demikian akan mengurangi kemacetan. Para peneliti mengatakan Swiss dapat memainkan peran pelopor dalam penanganan kendaraan otomatid dan angkutan umum.

Swiss sudah memiliki pengalaman dalam hal kendaraan tanpa pengemudi. Pada Oktober, Kota Sion di Swiss mengatakan kota tersebut berencana memperluas layanan bus otonomi pelopornya, dengan menggandakan panjang rutenya ke stasiun kereta dan memperluas tawaran sampai penghujung 2018.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement