REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen Pemenangan Pemilu Golkar Ali Mochtar Ngabalin turut berkomentar saat ditanya soal prediksi ketua umum yang bakal memimpin Golkar bila Setya Novanto diturunkan sebagai ketua umum (ketum) Ali mengaku dirinya pantas dipertimbangkan sebagai calon ketua umum Golkar apabila Munaslub Golkar dilakukan.
"Saya dong, kau sebut namaku dong jadi ketum. Dimana kekuranganku. Saya dong calon ketum. Sekali-kali ketum dipimpin orang sorbanan kayak saya ini," kata dia optimis di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (23/11).
Ali menyebutkan, terdapat sejumlah nama yang disebut-sebut. Di antaranya, Nurdin Halid, Idrus Marham, Bambang soesatyo, Aziz Syamsudin. Namun, Ali kembali menyebut dirinya menjadi salah satu tokoh yang pantas dipertimbangkan. "Saya saja baru delapan sampai sembilan tahun di Golkar mau jadi ketum, apalagi yang lain," kata dia.
Ali pun mengusulkan, orang yang nantinya akan memimpin Partai Golkar agar bukan orang yang mempunyai jabatan di pemerintahan maupun DPR. "Mau ketum, mau sekjen, supaya enggak ada kaitannya dengan urusan APBN. Kasihan partai tersandera nanti," kata dia.
Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar tetap mempertahankan Ketua Umum Setya Novanto (SN) dalam posisinya di DPR sebagai Ketua DPR. Hal ini setelah Rapat Pleno DPP Partai Golkar pada Selasa (21/11) memutuskan posisi Setya Novanto di DPR baru akan diputuskan hingga menunggu putusan praperadilan Novanto.
Hal ini juga karena rapat pleno DPP Partai Golkar memutuskan tidak menonaktifkan Novanto dari Ketua Umum DPP Partai Golkar. Rapat hanya menyetujui Sekretaris Jenderal Idrus Marham sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Golkar menggantikan sementara Setya Novanto hingga proses praperadilan Setya Novanto selesai.