REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris kehilangan tempat dalam daftar lima negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Pada Rabu (22/11), Menteri Keuangan Inggris Philip Hammond mengakui negaranya berada di posisi keenam, setelah Prancis.
"London adalah pusat layanan keuangan internasional nomor satu. Kami memiliki beberapa perusahaan terbaik di dunia. Industri teknologi dan digital akan menjadi tulang punggung ekonomi global masa depan. Mereka yang telah meremehkan Inggris, akan berada dalam bahaya," ujar Hammond, dikutip The Independent.
Ada beberapa cara untuk mengukur ekonomi suatu negara. Menurut data dari Bank Dunia, jika dilihat dari produk domestik bruto (PDB) 2016, Inggris masih dengan mudah melampaui Prancis dengan PDB sebesar 2.618 triliun dolar AS. Namun menurut perkiraan IMF, untuk 2017, Prancis telah melompati posisi Inggris.
Departemen Keuangan Inggris juga secara dramatis telah memprediksikan turunnya pertumbuhan ekonomi Inggris. Departemen memberikan perkiraan terburuk untuk ekspansi ekonomi bagi negara tersebut di sepanjang sejarahnya.
Pada Maret lalu, Office for Budget Responsibility (OBR) mengatakan mereka memperkirakan ekonomi akan tumbuh sebesar 7,5 persen dalam lima tahun mendatang. Sekarang diperkirakan angka tersebut hanya 5,7 persen selama periode ini.
Produktivitas telah menjadi tonggak perekonomian Inggris sejak krisis keuangan terjadi. OBR mengatakan meski produktivitas akan meningkat di masa depan, angka pertumbuhan akan tetap jauh lebih rendah daripada sebelum krisis.
Selain Prancis, empat negara lainnya yang menjadi pemimpin ekonomi adalah Amerika Serikat (AS), Cina, Jepang, dan Jerman. Awal tahun ini, perusahaan jasa profesional PwC mengatakan Inggris bisa berada di posisi ke 10 dalam daftar ekonomi terbesar di dunia pada 2050.