Kamis 23 Nov 2017 19:54 WIB

Saudi Cs Masukkan Organisasi Qaradawi ke Daftar Hitam

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Yusuf Al Qaradawi
Yusuf Al Qaradawi

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi dan tiga negara Arab lain yang memblokade Qatar menambahkan dua organisasi Islam dan 11 individu ke "daftar teror". Keempat negara tersebut mengklaim entitas dan individu tersebut didukung oleh Doha.

Seperti dilansir dari Aljazirah, Kamis (23/11), Badan Pers Pemerintah Saudi mengeluarkan pernyataan bersama oleh Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab (UEA) pada Kamis, yang menyebut tindakan tersebut diambil sehubungan dengan komitmen mereka untuk memerangi terorisme.

Dua organisasi yang ditambahkan dalam daftar hitam adalah International Union of Muslim Scholars yang dipimpin oleh Yusuf al-Qaradawi, seorang teolog terkemuka dari Mesir, dan Dewan Dakwah dan Bantuan Internasional Islam.

"Dua entitas yang terdaftar adalah organisasi teroris yang bekerja untuk mempromosikan terorisme melalui eksploitasi wacana Islam dan penggunaannya sebagai penutup untuk memfasilitasi berbagai aktivitas teroris," kata pernyataan tersebut.

Adapun individu dinilai telah melakukan berbagai operasi teroris, tempat mereka menerima dukungan Qatar secara langsung di berbagai tingkat, termasuk memberi paspor.

Ke-11 individu termasuk direktur bantuan dan pembangunan internasional Qatar Red Crescent, Khaled Nazem Diab, pembangkang Bahrain Hassan Ali Mohammed Juma Sultan, dan pemimpin umum gerakan Ikhwanul Muslimin, Mahmoud Ezzat.

Selain itu ada nama pemimpin Ikhwanul Muslimin Alaa Ali Al Samahi, dan pembangkang Mesir seperti Qadri Mohamed Fahmy Mahmoud Sheikh.

Seorang warga Qatar, Mohammed Suleiman Al-Haydar, termasuk di antara daftar tersebut. Sementara beberapa tambahan lainnya berasal dari Mesir, Libya dan Somalia.

Negara-negara tersebut mengatakan otoritas Qatar belum mengambil tindakan efektif untuk menghentikan aktivitas teroris dan menegaskan kembali komitmen mereka untuk membangun keamanan di wilayah tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement