Kamis 23 Nov 2017 20:05 WIB

Jokowi: Setiap di Tengah Nahdliyin Saya Merasa Kesejukan

Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) bersama Gubernur NTB TGB Zainul Majdi (kanan), Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kedua kanan), Ketua PBNU KH Said Agil Siroj (ketiga kiri) dan Ketua MUI KH Ma'ruf Amin (tengah) memukul Gendang Beleq secara bersama-sama saat membuka Munas Alim Ulama dan Konbes Nahdlatul Ulama di Islamic Center NTB di Mataram, Kamis (23/11).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) bersama Gubernur NTB TGB Zainul Majdi (kanan), Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kedua kanan), Ketua PBNU KH Said Agil Siroj (ketiga kiri) dan Ketua MUI KH Ma'ruf Amin (tengah) memukul Gendang Beleq secara bersama-sama saat membuka Munas Alim Ulama dan Konbes Nahdlatul Ulama di Islamic Center NTB di Mataram, Kamis (23/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Presiden RI Ir H Joko Widodo mengaku setiap kali berada di tengah para Nahdliyin, para ulama dan masuk ke pondok pesantren yang di kelola Nahdlatul Ulama selalu merasakan suasana kesejukan.

"Setiap kali saya berada di tengah Nahdliyin, begitu masuk yang ada suasananya dingin dan sejuk, apalagi di tengah para alim ulama NU. Begitu juga pas masuk ke pesantren NU suasananya dingin dan sejuk," ujar Presiden Jokowi saat membuka Munas Alim Ulama dan Konfrensi Besar NU di Masjid Hubbul Wathan kota Mataram, Nusa tenggara Barat, Kamis (23/11).

Menurut Jokowi, kesejukan ini tidak hanya dirasakannya tetapi juga dirasakan beberapa pemimpin negara Islam di dunia yang pernah hadir di Indonesia, seperti saat dirinya bertemu dengan Presiden Afganistan, Ashraf Gani.

"Saya sampaikan kepada Ashraf Gani, Indonesia memiliki 17 ribu pulau, 714 suku, 1.100 lebih bahasa lokal dan agama yang macam-macam. Kenapa saya ceritakan, karena banyak negara dan kepala negara di dunia tidak tahu, kalau Indonesia memiliki penduduk Muslim terbesar di dunia, 87 persennya adalah Muslim, oleh sebab itu terus berulang-ulang saya sebut itu," jelasnya.

Karena kekaguman Presiden Afganistan, terhadap kesatuan, persatuan, persaudaraan. Ukuwah Islamiyyah dan ukuwah watoniah, tersebut, Presiden Afganistan akhirnya mengirim tim besar ke Indonesia.

Di bawah pimpinan Muhammad Karim Kalili, mantan Wapres Afganistan bersama 35 ulama dan tokoh besar Afganistan mengunjungi Indonesia. "Untuk apa melihat sendiri Indonesia karena diberi cerita Presiden Afganistan. Mereka sudah ke NU, pesantren, beliau langsung menyatakan betul kagum, meski memiliki 714 suku tapi Indonesia tetap bersatu," katanya.

Di Afghanistan sendiri kata Jokowi, meski memiliki 7 suku. Tapi karena dua suku bertikai dan terjadi perang karena masing-masing membawa kawan dari luar. Terjadilah perang yang sudah berlangsung sejak 1973 atau 40 tahun hingga sekarang.

Melihat kondisi itu, tutur Jokowi, Presiden Afghanistan melalui Muhammad Karim Kalili, meminta Indonesia berperan menjadi mediator untuk mengakhiri pertikaian. "Saya sampaikan, bismillah saya sanggupi," ucap Jokowi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement