Jumat 24 Nov 2017 00:16 WIB

Papua Nugini Tutup Kamp Pencari Suaka Australia

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Budi Raharjo
Seorang pria di pusat tahanan Pulau Manus mengatakan, para pekerja mulai melepas pagar dari kompleks Mike.
Foto: ABC
Seorang pria di pusat tahanan Pulau Manus mengatakan, para pekerja mulai melepas pagar dari kompleks Mike.

REPUBLIKA.CO.ID,PORT MORESBY -- Kepolisian Papua Nugini, pada Kamis (23/11), menggerebek sebuah kamp bekas penjara yang dihuni para pencari suaka asal Australia di Pulau Manus. Penggerebekan dilakukan untuk menutup kamp tersebut dan memindahkan para pencari suaka yang tinggal di dalamnya.

Keberadaan kamp di Pulau Manus memang telah memicu kontroversi dan perdebatan. Hal ini karena Australia sengaja membuka kamp tersebut untuk membendung arus para pencari suaka yang berlayar dari Afrika, Timur Tengah, dan Asia sejak 2013.

Dengan kebijakan imigrasinya, Australia menolak untuk mendaratkan para pencari suaka yang telah berlabuh di daerah pesisir negaranya. Sebagai gantinya, Australia mengirim mereka ke kamp-kamp di lepas pantai Papua Nugini, antara lain di Pulau Manus dan negara kecil di Pasifik, yakni kepulauan Nauru.

Karena berada di luar wilayahnya, Australia membayar Papua Nugini dan Nauru untuk menampung ribuan pencari suaka dari berbagai negara di Afrika, Timur Tengah, dan Asia tersebut. Kebijakan imigrasi Australia ini yang menimbulkan protes dan kecaman, termasuk dari PBB serta kelompok hak asasi manusia.