Jumat 24 Nov 2017 01:18 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Inggris Andalkan Konsumsi Rumah Tangga

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
London Eye
Foto: REUTERS
London Eye

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON -- Pertumbuhan ekonomi Inggris pada kuartal tiga 2017 mengandalkan konsumsi rumah tangga. Sementara investasi bisnis masih menunggu kepastian pasca keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).

Badan Statistik Nasional Inggris menyatakan, ada prospek pelemahan ekonomi Inggris. Hal itu membuat Menteri Keuangan Inggris Philip Hammond berencana meningkatkan belaja pemerintah dalam dua tahun ke depan.

Badan Statistik Nasional Inggris mencatat, pertumbuhan ekonomi Inggris periode Juli-September 2017 terbilang moderat yakni 0,4 persen, naik dari 0,3 persen untuk periode April-Juni 2017, demikian dilansir Reuters, Kamis (23/11).

Inggris sendiri harus menghadapi tantangan ekonomi pasca keputusan Brexit. Keputusan itu mendorong inflasi dan membuat swasta menahan investasi baru di sana.

Pertumbuhan ekonomi Inggris pada kuartal tiga 2017 ini ditopang konsumsi rumah tangga. Penjualan mobil terlihat membaik setelah pada kuartal pertama melemah.

Penjualan ritel juga menunjukkan pemulihan pada November ini setelah merosot pada bulan sebelumnya. Meski begitu, para peritel masih merasakan dampak kenaikan harga yang mencapai level tertinggi sejak 1991.

Ekonom JP Morgan, Allan Monks, menyatakan, konsumsi rumah tangga akan jadi mesin pertumbuhan ekonomi temporal bagi Inggris melihat masih lemahnya pendapatan dan naiknya harga minyak.

Sementara ekonom EY Item Club, Howard Archer, mengatakan, harusnya tak masalah bila ekonomi Inggris mengandalkan konsumsi rumah tangga pada 2018. Sebab inflasi diprediksi akan kembali normal meski masih ada ketidakpastian pasca Brexit, terutama dari kalangan bisnis.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement