Jumat 24 Nov 2017 09:24 WIB

Kapal Selam Hilang, Presiden Argentina Kritik Komandan AL

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Anggota Angkatan Udara Argentina mencari kapal selam ARA San Juan yang hilang di Atlantik Selatan, Selasa (21/11).
Foto: Argentine Navy via AP
Anggota Angkatan Udara Argentina mencari kapal selam ARA San Juan yang hilang di Atlantik Selatan, Selasa (21/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Presiden Argentina Mauricio Macri mengkritik komandan angkatan laut atas penanganan krisis ini. Menurut situs Infobae, Menteri Pertahanan Macri, Oscar Aguad baru mengetahui kapal selam itu hilang saat membacanya di media.

Macri yang mulai menjabat sebagai presiden tahun lalu, telah berjanji meningkatkan anggaran militer. "Saya tahu negara telah mengabaikan Anda selama bertahun-tahun, meninggalkan Anda, dan itu menciptakan masalah dalam hal anggaran, peralatan, dan infrastruktur," kata Macri dalam sebuah upacara Hari Angkatan Darat pada Juni 2016.

Sebuah suara misterius terdeteksi di Samudra Atlantik selatan, dekat dengan lokasi hilangnya kapal selam Argentina, ARA San Juan. Menurut juru bicara Angkatan Laut Argentina Enrique Balbi, suara tersebut diduga merupakan sebuah suara ledakan.

Pencarian laut dan udara besar-besaran sedang dilakukan untuk San Juan. San Juan adalah sebuah kapal selam buatan Jerman, berbahan bakar diesel dan bertenaga listrik yang diluncurkan pada 1983.

 

Pihak berwenang mengatakan perawatan menjadi perhatian paling utama dari kapal selam tersebut, bukan usia. Menurut Jane's Sentinel, kapal itu dilaporkan dalam kondisi baik, setelah menerima upgrade usia paruh baya pada 2009, dengan mengganti keempat mesin diesel dan mesin propeler listriknya.

 

Pada Kamis (23/11), Angkatan Laut menerima informasi dari Comprehensive Nuclear Test-Ban Treaty Organization (CTBTO), badan internasional yang dirancang untuk memeriksa ledakan atom rahasia. Badan yang bermarkas di Wina ini memiliki stasiun pemantauan yang dilengkapi dengan perangkat termasuk mikrofon bawah laut yang memindai gelombang suara di samudera.

 

CTBTO mengatakan dalam sebuah pernyataan, dua stasiunnya telah mendeteksi sinyal suara yang tidak biasa di dekat tempat kapal selam hilang. Ahli Angkatan Laut Horacio Tobias mengatakan suara itu terdeteksi di daerah kapal selam turun dengan tiba-tiba dari kedalaman 200 meter sampai kedalaman 5.000 meter.

 

San Juan akan sulit ditemukan jika telah tenggelam di luar landas kontinen. Keberadaan kapal-kapal yang telah tenggelam lainnya di daerah dasar laut ini bisa menambah kesulitan bagi kapal penyelamat untuk mengidentifikasi San Juan.

 

Cadangan oksigen di San Juan hanya bertahan pada batas tujuh hari, hingga Rabu (22/11). Semua pihak berharap kapal selam itu telah mengisi kembali pasokan oksigennya di permukaan air selama seminggu terakhir.

 

Rusia adalah angkatan laut terakhir yang menjadi sukarelawan dalam tim pencarian multinasional. Negara ini mengirimkan sebuah kapal penelitian oseanografi.

 

Keluarga awak kapal laut San Juan merasa sedih dan marah dengan kemungkinan adanya suara ledakan dari kapal selam yang mengirimkan sinyal terakhirnya pada 15 November itu. Keluarga dari 44 awak kapal selam itu berkemah di pangkalan Angkatan Laut di Kota Mar del Plata.

 

"Mereka mengirim sepotong omong kosong dari hasil. Kami tidak percaya mereka tidak tahu hal ini sebelumnya. Mereka adalah bajingan yang telah membuat kami tinggal di sini selama seminggu," kata Itat Leguizamn, istri operator sonar San Juan, Germn Surez, dikutip The Guardian.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement