Jumat 24 Nov 2017 11:31 WIB

Bus Berisi 300 Pengungsi Tinggalkan Kamp Australia

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Ani Nursalikah
Seorang pria di pusat tahanan Pulau Manus mengatakan, para pekerja mulai melepas pagar dari kompleks Mike.
Foto: ABC
Seorang pria di pusat tahanan Pulau Manus mengatakan, para pekerja mulai melepas pagar dari kompleks Mike.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Bus yang membawa 300 pencari suaka atau pengungsi telah meninggalkan kamp bekas penahanan yang dikelola Australia di Papua Nugini (PNG), setelah polisi memasuki pusat Pulau Manus pada hari kedua.

Ratusan pencari suaka yang ditahan menolak meninggalkan pusat Pulau Manus saat ditutup pada 31 Oktober dengan alasan keselamatan. Australian Broadcasting Corporation (ABC) melaporkan bahwa semua tahanan telah dipindahkan ke akomodasi alternatif pada Jumat (24/11).

Menurut tahanan, beberapa pria dipukuli dengan pentungan oleh polisi PNG. Video yang diposting di media sosial, juga menunjukkan bahwa pejabat PNG mengayunkan tongkat ke pencari suaka.

"Mereka (pencari suaka) pergi, semuanya. Mereka tidak suka pindah tapi kemudian mereka memukuli kita," kata seorang pengungsi seperti yang dilansir dari BBC News, Jumat (24/11).