REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Lembaga bantuan internasional dan PBB mengatakan, Arab Saudi belum memberikan izin distribusi bantuan kemanusiaan ke Yaman.
Padahal sebelumnya, pada Rabu (22/11), Saudi mengklaim sepakat mencabut blokade di pelabuhan Hodeida dan bandara Sanaa guna memberi akses kepada lembaga-lembaga bantuan untuk menyalurkan bantuannya kepada rakyat Yaman.
Setelah mencabut blokade dari pelabuhan Hodeida, lembaga-lembaga bantuan internasional menunggu izin dari Saudi agar mereka dapat segera menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Yaman.
"Kami telah mengajukanpermintaan untuk membawa bantuan, seperti yang telah kami lakukan setiap hari,namun tidak ada apa-apa. Pada tahap ini, kita tidak tahu alasan penundaan," kata seorang sumber PBB di Yaman, dikutip laman the Guardian, Jumat (24/11).
Kepala Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan di YamanJ amie McGoldrick mengungkapkan hal senada. Ia mengatakan, telah meminta pasukankoalisi pimpinan Saudi untuk mendapatkan ruang bagi pesawat dan kapal yang mengangkut bantuan kemanusiaan.
"Kami benar-benar telah melewati prosedur normal dan kamihanya menunggu untuk mengetahui bagaimana kelanjutannya," ujarnya.
Ia berharap, dalam 48 jam ke depan, Saudi dapat memberi kepastian perihal proses pendistribusian bantuan kemanusiaan bagi rakyat Yaman. Sebab bila tidak, ribuan rakyat Yaman berpotensi tewas akibat kelaparan dan wabah kolera yang kian memburuk.
Lebih dari dua pekan Arab Saudi memblokade akses pengiriman kargo, baik bersifat komersial maupun kemanusiaan, ke Yaman. Hal ini dilakukan sebagai respons Saudi atas serangan rudal oleh milisi Houthi Yaman ke Riyadpada 4 November lalu.
Blokade Saudi ini kian memperparah krisis kemanusiaan yang melanda Yaman. Perang brutal selama tigatahun terakhir menyebabkan warga sipil Yaman, terutama anak-anak, berisikokelaparan dan kekurangan gizi. Sedangkan ribuan lainnya mulai dijangkiti wabah kolera yang mematikan.