REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan, Israel secara diam-diam bekerja sama dengan beberapa negara Arab. Ia berharap praktik ini akan terus berkembang.
Netanyahu menyampaikan hal ini setelah kepala staf militer Israel mengatakan, Tel Aviv siap berbagi intelijen mengenai Iran dengan Arab Saudi. "Kerja Sama yang baik dengan negara-negara Arab biasanya rahasia," kata Netanyahu pada sebuah acara peringatan untuk Perdana Menteri Israel David Ben Gurion seperti dilansir RT, Kamis, (23/11).
"Saya percaya bahwa hubungan dengan negara-negara Arab akan terus berkembang dan saya percaya bahwa mereka akan menghasilkan buah untuk perluasan perdamaian," kata Netanyahu.
Menurut Netanyahu, warga negara tetangga akan bekerja sama dengan Israel. Jika tidak, mereka harus bekerja sama dengan para 'budak asing'.
Israel mengejar hubungan baik dengan negara monarki Teluk dan negara-negara Muslim lainnya di kawasan tersebut. Alasannya demi kepentingan dan menghadapi ancaman bersama, terutama hegemoni Iran.
Israel saat ini memiliki hubungan diplomatik hanya dengan Mesir dan Yordania. Sementara negara-negara Arab lainnya berpendapat bahwa hubungan dimungkinkan hanya setelah Israel menarik diri dari wilayah Palestina yang diduduki dalam Perang Enam Hari tahun 1967. Pekan lalu, Menteri Energi Israel, Yuval Steinitz, juga mengkonfirmasi kontak klandestin Tel Aviv dengan dunia Arab.