Jumat 24 Nov 2017 16:32 WIB

Bukit Asam Siapkan Strategi Bisnis Setelah Holding Tambang

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nur Aini
Deputi Bidang Usaha Pertambangan Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno (tengah baju batik) bersama para direktur utama holding tambang di Kementerian BUMN, Jumat (24/11).
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Deputi Bidang Usaha Pertambangan Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno (tengah baju batik) bersama para direktur utama holding tambang di Kementerian BUMN, Jumat (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Utama PT Bukit Asam Arviyan Arifin mengungkapkan dengan pembentukan induk perusahaan atau holding BUMN sektor tambang maka bisa saling mendukung bisnis di antara anak perusahaan. Hal itu terumama untuk penyediaan listrik

"Ada beberapa hal juga yang bisa kita kerjakan bersama-sama lebih mudah. Misalnya kalau PT Antam memerlukan listrik untuk mendukung smelter-nya, Bukit Asam bisa membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)," kata Arviyan dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jumat (24/11).

Untuk mendukung induk perusahaan tambang yaitu PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum), Arviyan menegaskan pihaknya juga bisa mendukung penyediaan bahan baku listrik. Karena, selama ini menurutnya Bukit Asam relatif menguasai bidang usaha tersebut.

Selain itu, kata dia, dengan adanya holding maka ada efisiensi yang bisa dibuat hingga persoalaan pengadaan sumber daya manusia. "Dari sisi SDM bisa kita perkuat. Ini tentunya kita lakukan untuk jangka pendek yang sangat menguntungkan setelah adanya holding ini," kata Arviyan.

Selain itu, Arviyan berharap dengan adanya holding maka bisa meningkatkan produktivitas. "Hal yang menyedihkan, batu bara hanya 10 persen, bauksit hanya sekian persen. Kita ingin ke depannya negara bisa menguasai SDA batu bara dan mineral lebih banyak," ungkap Arviyan.

Arviyan menilai jika mau melakukan ekspansi atau akuisisi, kemampuan finansialnya masih terbatas. Hanya saja, setelah holding yang rencananya resmi dibentuk pada 29 November 2017 nanti maka kemampuan akan meningkat.

Dengan menguasai batu bara dan mineral, Arviyan menilai pemerintah akan lebih leluasa untuk melakukan hirilisasi. "Hilirisasi ini punya nilai tambah yang luar biasa. Kita tidak lagi menjual bahan mentah yang nilai tambahnya dinikmati orang lain lagi," ungkap Arviyan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement