Jumat 24 Nov 2017 18:41 WIB

Masyarakat Disarankan Kurangi Makan Nasi

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Yudha Manggala P Putra
Nasi. Ilustrasi
Foto: Cooked
Nasi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian menyarankan masyarakat Indonesia untuk mengurangi makan nasi. Sebaliknya Kementan menyarankan masyarakat memperbanyak konsumsi sayur mayur dan buah-buahan

Kepala BKP Agung Hendriadi mengatakan, dalam satu piring makanan, idealnya seorang individu mengkonsumsi nasi tak sampai 50 persen dari porsi makananya. Sisanya diisi dengan sayur mayur, buah buahan dan lauk pauk.

Menurutnya, komposisi makanan yang seimbang ini mampu meningkatkan gizi dan nutrisi individu. Sehingga menciptakan kualitas hidup lebih sehat, sumber daya manusia yang aktif dan produktif Sayangnya sudah tertanam dalam budaya masyarakat Indonesia sejak dulu bahwa nasi adalah makanan utama.

"Saat menikmati hidangan prasmanan yang pertama kali dicari itu pasti nasi, baru lauk, sayur mayur dan terakhir buah-buahan. Nasinya banyak, lauk dan sayurnya sedikit," kata Agung saat memberi kata sambutan dalam workshop Pemantauan dan Evaluasi Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Provinsi Regional Tengah dan Timur di Yogyakarta, Jumat (24/11).

Padahal beras atau nasi bukanlah satu-satunya sumber karbohidrat yang ada di Indonesia. Umbi-umbian, sukun, jagung, sagu dan singkong adalah sumber karbohidrat lainnya yang memiliki nilai gizi setara dengan beras. Badan Ketahanan Pangan kini tengah mengkampanyekan program "Isi Piringku" ke masyarakat. Program ini bertujuan untuk merubah mindset dan komposisi makan. Masyarakat diajak untuk lebih memperbanyak konsumsi buah-buahan, dan sayur mayur

Agung menjelaskan program Isi piringku adalah program yang mengatur isi komposisi makanan dimana dalam sekali makan, setengah bagian piring diisi sayur mayur dan buah-buahan. Sementara setengah porsi lainnya diisi makanan pokok sumber karbohidrat seperti nasi,dan umbi-umbian dan sisanya diisi lauk sumber protein seperti daging dan ikan.

"Agar masyarakat terbiasa, coba nasi dijadikan urutan paling terakhir di meja prasmanan. Sayur dan buah-buahan diletakkan di bagian awal. Jadi bisa memancing seseorang mengambil lebih banyak sayur dan buah," kata dia.

Berdasarkan Catatan BKP, hingga saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia masih mengonsumsi nasi lebih dari 60 persen dari porsi makananya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement