Jumat 24 Nov 2017 20:57 WIB

BI Beri Kuliah Umum Bauran Kebijakan Terkait Krisis Ekonomi

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Elba Damhuri
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo

REPUBLIKA.CO.ID,  SLEMAN -- Bank Indonesia (BI) kembali menggelar kuliah umum di Universitas Gadjah Mada (UGM). Kali ini, Bauran Kebijakan Bank Indonesia untuk Menjaga Stabilitas dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi diangkat menjadi tema utama.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, didaulat jadi pembicara utama, dengan dimoderatori Guru Besar FEB, Prof Insukindro. Kuliah diselenggarakan di Ruang Kertanegara Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Jum'at (24/11).

Sebelum paparan Deputi Gubernur BI, Insukindro mengingatkan, ini merupakan kesempatan emas untuk mendalami kebijakan-kebijakan BI. Terlebih, pemberi materi kali ini merupakan lulusan dari Fakultas Ilmu Ekonomi UGM.

"Kita harus bangga karena Deputi Gubernur BI ini lulusan FEB yang dulu bernama Fakultas Ekonomi," kata Insukindro, Jumat (23/11).

Dalam paparannya, Perry menjelaskan apa itu bauran kebijakan bank sentral dan bagaimana BI menerapkannya. Ia menekankan, kebijakan merupakan pembelajaran dari krisis global yang terjadi beberapa tahun lalu. "Kami mencoba membuatnya melalui satu pendekatan memakai paradigma yang baru," ujar Perry.

Ini dirasa lebih superior dibanding hanya menerapkan kebijakan BI yang murni. Dan, walau usai dipelajari suku bunga bisa mendorong kemajuan ekonomi, ia mengingatkan jika dimensi perilaku sektor keuangan tidak selalu efisien.

Untuk itu, ia menekankan, rIsiko sistem keuangan perlu diwaspadai dan bank sentral tidak boleh hanya fokus kepada stabilitas harga. Menurut Perry, langkah waspada itu diperlukan pula sebagai pencegahan krisis ekonomi.

Belum lagi, aliran dana asing sering kali datang sangat deras ketika kondisi keuangan sedang sehat. Sedangkan, ketika ada batuk-batuk sedikit dari keuangan aliran dana dari asing tersebut dirasa sangat sulit masuk.

Karenanya, ia merasa aliran dana itu memang harus disaring mengingat aliran dana asing ada yang bersifat madu dan ada yang bersifat racun. Menurut Perry, aliran dana madu sangat perlu diterima, sedang yang racun perlu untuk disaring.

Sebelum menutup, Perry berpesan agar mahasiswa-mahasiswa mendalami ilmu-ilmu ekonomi yang terus berkembang. Ia berharap, jika kelak mahasiswa-mahasiswa menduduki posisi pemangku kebijakan, mereka bisa memahami betul kebijakan yang akan diterapkan.

Bauran kebijakan BI ini mencakup makroprudensial dan mikroprudensial yang juga bersinggungan dengan sektor finansial dan fiskal. BI tidak hanya menekankan kebijakan moneternya dengan mengatur uang beredar, menekan inflasi, menyesuaikan suku bunga, tetapi juga masuk ke dalam persoalan lain loan to value (LTV) untuk pembiayaan properti dan otomotif.

Bauran kebijakan bank sentral ini tidak hanya fokus pada stabilitas harga, tetapi juga menyangkut stabilitas sistem keuangan. Stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan pun rentan terhadap aliran dana asing yang tidak terkontrol, karenanya diperlukan kebijakan pengendalian arus modal asing ini.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement