REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Barat secara resmi meluncurkan branding wisata "Taste of Padang" sebagai promosi destinasi yang ada di Sumatra Barat. Julukan dalam merek wisata memang "Padang" yang mengambil nama Ibu Kota Sumatra Barat. Namun penggunaan merek "Taste of Padang" mewakili seluruh daerah di Sumatra Barat, termasuk ikon wisata Tanah Minang, Bukittinggi, dan wisata alam di Kepulauan Mentawai.
Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit menjelaskan, peluncuran merek promosi wisata ini diyakini penting untuk mendongkrak angka kunjungan wisata ke Sumbar. Apalagi, branding yang dibuat tak hanya menyasar wisatawan domestik namun juga mancanegara. Merek wisata "Taste of Padang" akan didampingi dengan logo menyerupai bagonjong di Rumah Gadang dengan lima macam warna.
Pemilihan slogan dan logo yang merepresentasikan pariwisata di Sumatra Barat ini memakan waktu dua bulan, sejak survei awal, kajian, hingga pembuatan merek wisata.
Tahun ini, Kementerian Pariwisata memang menyokong lima provinsi di Indonesia untuk membuat merek wisata masing-masing, termasuk Sumatra Barat. Langkah ini dibuat setelah sebelumnya ada 10 destinasi wisata unggulan di Indonesia yang lebih dulu dibuatkan branding untuk promosi wisata.
Nasrul menilai, sektor wisata menjadi salah satu penggerak ekonomi utama bagi Sumatra Barat. Dari sisi produksi, perekonomian Sumatra Barat memang didorong oleh perdagangan sumber daya alam terutama sawit dan karet. Namun, pariwisata menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi, lantaran efek ikutannya yang besar.
Nasrul menilai, keberadaan destinasi wisata mampu menumbuhkan industri lainnya, termasuk kuliner, perhotelan, transportasi, ekonomi kreatif, hingga Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Padang mewakili Sumatra Barat secara keseluruhan. Apalagi dengan rendang yang diakui sebagai olahan kuliner terlezat di dunia," ujar Nasrul, Jumat (24/11).
Nasrul menyebutkan, mulai saat ini branding "Taste of Padang" sudah bisa digunakan oleh Pemprov Sumatra Barat dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatra Barat. Ia menilai, boleh saja setiap Pemda di Sumatra Barat menambahkan branding masing-masing, namun harus tetap menyertakan merek utama yang dikenalkan oleh Kementerian Pariwisata.