Sabtu 25 Nov 2017 03:53 WIB

KH Maimoen: Ada Kesamaan Indonesia dan Politik Zaman Rasul

Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Ketua Umum MUI KH Maruf Amin (ketiga kanan), Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj (kedua kiri), Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, KH Maimoen Zubair (kedua kanan) serta perwakilan Alim Ulama berfoto bersama usai Halaqah Nasional Alim Ulama di Jakarta, Kamis (13/7) malam.
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Ketua Umum MUI KH Maruf Amin (ketiga kanan), Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj (kedua kiri), Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, KH Maimoen Zubair (kedua kanan) serta perwakilan Alim Ulama berfoto bersama usai Halaqah Nasional Alim Ulama di Jakarta, Kamis (13/7) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Maimoen Zubair menyatakan ada kesamaan Indonesia dengan sistem politik di zaman Rasulullah. Pandangan terkait politik bernegara di zaman Rasulullah SAW itu dikemukakan KH Maimoen Zubair saat memberikan pengarahan pada Forum Bahtsul Masail Ad-Diniyah Al-Waqi'iyah Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU di Mataram, NTB, Jumat.

Dalam ceramahnya tersebut, KH Maimoen menjelaskan keserupaan Indonesia dan sistem politik di zaman Rasulullah. Menurutnya, sistem pemerintahan yang dibangun Rasulullah menekankan pentingnya persatuan di tengah perbedaan. Di zamannya, Rasulullah SAW juga menghargai perbedaan pandangan.

Ia menilai Rasulullah SAW sangat menghargai kesepakatan yang dibuat dengan kaum musyrikin Makkah. Hal ini pun terjadi seperti di Indonesia. "Indonesia ini memang bukan negara Islam. Tetapi Indonesia ini dijiwai oleh sila pertama, ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,'' katanya.

''Sila pertama inilah yang kemudian memancarkan kebaikan-kebaikan seperti tertuang dalam sila-sila berikutnya terkait kesejahteraan, persatuan, peradaban, keadilan sosial," kata Kyai Maimoen.

Ia menceritakan hubungan politik Rasulullah SAW dalam perjanjian Hudaibiyah atau hubungan Rasulullah dengan penguasa-penguasa negara yang beragama Nasrani. "Rasulullah SAW juga tidak segan-segan berinteraksi secara personal dengan sahabat-sahabat dari Persi. Bahkan, Rasulullah memberikan tempat istimewa bagi Salman asal Persi karena pengalaman-pengalaman di negeri asalnya yang memiliki peradaban lebih tua," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement