REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Serangan udara Mesir menghantam sejumlah kendaraan pelaku teror yang terlibat dalam serangan mematikan terhadap satu masjid di Provinsi Sinai Utara, dan menewaskan semua orang di dalamnya, kata juru bicara militer Mesir.
"Selain itu, Angkatan Udara menyerang sejumlah tempat persembunyian yang berisi senjata dan amunisi milik gerilyawan fanatik," kata Juru Bicara Militer Tamer Ar-Refaay di dalam satu pernyataan pada Jumat malam (24/11), sebagaimana dikutip Xinhua, Sabtu (25/11).
Serangan militer tersebut dilancarkan beberapa jam setelah serangan teror pada Jumat siang terhadap satu masjid di desa kecil di Sinai Utara sehingga menewaskan sedikitnya 235 orang yang sedang beribadah dan melukai 100 orang lagi. Serangan mematikan terhadap tempat ibadah di Sinai Utara itu menunjukkan tindakan yang membabi-buta, kebingungan dan kelemahan pelaku teror di Mesir.
"Mereka mulai mengincar orang Muslim untuk pertama kali dalam sejarah modern Mesir," kata beberapa ahli keamanan dan politik Mesir.
Diaa Rashwan, Kepala Pusat bagi Kajian Politik dan Strategi Al-Ahram yang berpusat di Kairo dan pemimpin Dinas Informasi Negara Mesir, mengatakan di dalam satu pernyataan bahwa serangan tersebut, meskipun merenggut banyak korban jiwa, mencerminkan "awal melemahnya kelompok gerilyawan regional yang berafiliasi kepada ISIS. Kelompok itu mulai menggunakan "sasaran lunak" karena kegagalan mereka dalam menghadapi bentrokan dengan pasukan keamanan.