Sabtu 25 Nov 2017 16:03 WIB
Menanggapi Serangan di Masjid Sinai

Presiden Sisi Janjikan Kekuatan Maksimal

Rep: Marniati/ Red: Agus Yulianto
Presiden Mesir Abdel Fatah Al Sisi.
Foto: Welt.de
Presiden Mesir Abdel Fatah Al Sisi.

REPUBLIKA.CO.ID,  KAIRO -- Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi telah berjanji untuk mengerahkan kekuatan maksimal setelah 300 orang tewas di sebuah masjid di Sinai Utara pada saat sholat Jum'at. "Apa yang terjadi adalah usaha untuk menghentikan langkah kita dalam memerangi terorisme," kata Sisi dalam sebuah pidato di televisi beberapa jam setelah serangan tersebut seperti dilansirdari BBC, Sabtu (25/11).

Sisi mengatakan, angkatan bersenjata dan polisi akan mengembalikan keamanan dan stabilitas dengan maksimal. Sisi, mantan kepala angkatan bersenjata Mesir, telah menekankan keamanan dan stabilitas nasional selama menjabat sebagai presiden.

Seorang juru bicara militer mengatakan, tempat-tempat teroris di mana senjata dan amunisi tersimpan, telah dibom oleh jet angkatan udara pada Jumat sebagai tanggapan insiden tersebut. Pejabat tersebut juga mengatakan, beberapa kendaraan yang digunakan dalam serangan tersebut telah ditemukan dan dimusnahkan.

Masjid al-Rawda di kota Bir al-Abed dibom dan kemudian jamaah ditembak saat khotbah Jumat sedang berlangsung. Bir al-Abed berjarak sekitar 211 km dari Kairo. Ini adalah serangan militan paling mematikan dalam sejarah Mesir modern. Belum ada kelompok yang mengklaim serangan tersebut.

Pasukan keamanan Mesir telah bertahun-tahun memerangi pemberontakan Islam di Semenanjung Sinai, dan militan yang berafiliasi dengan ISIS berada di balik sejumlah serangan mematikan di wilayah gurun pasir. Mereka biasanya menargetkan pasukan keamanan dan gereja Kristen. Serangan di masjid ini telah mengejutkan Mesir.

Puluhan orang bersenjata mengepung masjid dengan kendaraan dan melepaskan tembakan ke orang-orang yang mencoba melarikan diri setelah bom diluncurkan. Penyerang dilaporkan telah menyetel kendaraan untuk memblokir akses ke masjid, dan menembaki ambulans yang berusaha membantu korban.

Penduduk setempat mengatakan, pengikut tasawuf secara rutin berkumpul di masjid tersebut. Meskipun sufi diterima secara luas di sebagian besar dunia Muslim, beberapa kelompok jihad, termasuk ISIS menganggap mereka melakukan bidah.

Kepala ISIS di Sinai mengatakan, Desember tahun lalu bahwa para sufi yang tidak bertobat akan dibunuh, setelah kelompok tersebut memenggal dua pria tua yang dilaporkan menjadi cendekiawan sufi. Korban serangan masjid juga termasuk wajib militer.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement