REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Perwakilan Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional Indonesia (APPI) Valentino Simanjuntak mengatakan, kesalahan pemain sepak bola kewarganegaraan asing adalah banyak melakukan penandatanganan kontrak dan tidak diketahui oleh APPI. Namun saat menghadapi permasalahn baru menghubungi APPI.
Bahkan, menurut Valentino, ada pemilik klub yang menjebak pesepak bola asing dengan berjanji mengurus Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS). Namun dalam kenyataannya sampai izin KITAS habis, tidak diurus oleh pemilik klub. "Dan pesepak bola hanya tahu surat menyuratnya diurusi oleh agen dan pemilik klub," ujar dia, Sabtu (25/11).
Sementara itu, peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Eko Noer mengimbau agar tiap klub sepak bola di Indonesia mengurus izin bekerja pemain asingnya supaya tidak ada kasus seperti kejadian 2016.
Eko menjelaskan, sebanyak 81 pemain sepak bola asing telah melanggar ketentuan keimigrasian dan ketenagakerjaan saat menjadi pesepak bola di Indonesia.
Seperti pesepak bola Michael Essien yang pernah akan dideportasi karena tidak memiliki KITAS. Namun, lanjutnya, tindakan melakukan deportasi tidak perlu sampai dilakukan. Menurut Eko pemain sepak bola itu dapat diberikan dilarang bermain dalam pertandingan liga sampai mengurus izin KITAS.