REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) akan mengevaluasi kembali status Gunung Agung setinggi 3.142 mdpl itu, karena mengalami tremor menerus (microtremor) yang terekam 1-3 mm (dominan tiga).
"Dengan adanya aktivitas ini, mungkin kami akan evaluasi kembali status Gunung Agung ini," kata Kepala Bidang Mitigasi PVMBG, I Gede Suantika saat ditemui di Pos Pemantauan Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, Ahad (26/11).
Untuk menaikkan kembali status Gunung Agung dari Siaga saat ini ke Awas, kata Suantika, harus dibahas dan didiskusikan dahulu dengan para ahli di bidang vulkanologi agar dapat diinformasikan secara tepat kepada masyarakat atau publik.
Selain itu, Gede Suantika belum mendapat laporan bahwa dampak abu vulkanik Gunung Agung yang sudah mengarah ke Kota Lombok, NTB, karena abu tipis terbawa mengarah ke timur-tenggara dengan ketinggian diperkirakan mencapai hingga 3.380 meter berkecepatan 18 kilometer per jam itu.
"Yang jelas kami mendapat informasi bahwa abu tipis Gunung Agung ini sudah mengarah ke Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung," katanya.
Sebelumnya, gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu pertama kali menyemburkan abu vulkanik pada letusan freatik pada Selasa (21/11) sekitar pukul 17.05 Wita hingga ketinggian 700 meter dari puncak kawah.
Letusan dengan tipe "freatik" sebelumnya itu terjadi karena adanya uap air bertekanan tinggi yang terbentuk seiring dengan pemanasan air bawah tanah atau air hujan yang meresap ke tanah di dalam kawah kemudian kontak langsung dengan magma. Letusan freatik biasanya disertai dengan asap, abu dan material yang ada di dalam kawah.
Kemudian, Gunung Agung kembali meletus setinggi 1.500 meter di atas puncak kawah pada Sabtu (25/11) pukul 17.30 Wita dengan mengeluarkan material vulkanik yang mengandung abu berwarna kelabu dan hitam yang tebal.
Pada Ahad (26/22) ini, Gunung Agung kembali mengalami erupsi pada pukul 05.05 Wita, di mana erupsi dengan tinggi kolom abu kelabu gelap bertekanan sedang mencapai 2.000 meter, kemudian pukul 05.45 WITA ketinggian mencapai 3.000 meter.
Erupsi ketiga terjadi pada pukul 06.20 WITA dengan tinggi erupsi mencapai 3.000 meter hingga 4.000 meter dari puncak mengarah ke tenggara dengan kecepatan 18 km per jam.