REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Rencana pemerintah memblokir konten porno dan negatif bakal segera terlaksana. Targetnya, program pemblokiran tersebut mulai beroperasi pada akhir tahun 2018.
Direktur Utama PT Inti Darman Mapangara mengatakan saat ini pihaknya sedang menyelesaikan proyek internet positif, pesanan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Targetnya, akhir Desember 2017 perangkat tersebut mulai dioperasikan.
"Desember ini harus selesai. Kami diberi waktu 60 hari, tetapi kalau software cepat selesainya," ujar Darman pada acara "Turnamen Catur Nasional Inti-Len" di Bandung, Ahad (26/11).
Menurut Darman, saat ini ia tinggal menyiapkan infrastrukturnya. Selain itu, sekarang sedang dilakukan renovasi di lantai delapan (Kemenkominfo) untuk dijadikan pusat kendali.
PT Inti, mendapatkan kontrak untuk pengadaan perangkat internet positif. Nantinya, Inti akan menyiapkan perangkat komputer, server, dan melakukan instalasi software internet positif.
"Sehingga setelah selesai, perangkat langsung bisa dioperasikan," katanya.
Untuk Sumber Daya Manusia (SDM)-nya, berasal dari Kemenkominfo yang nantinya akan ditraining untuk mengoperasikan perangkat tersebut. Software pun, akan terus diupdate sesuai perkembangan zaman.
"Software dirancang memiliki kemampuan semakin lama semakin pintar," jelas Darman.
Sistem kali ini, kata dia, berbeda, karena dibuat oleh anak negeri. Sistem buatan dalam negeri dinilai lebih baik karena sesuai dengan bahasa yang digunakan. Berbeda bila sistem buatan asing, bahasa untuk filter akan sangat terbatas.
Karena, kata dia, yang mengerti bahasa daerah jorok itu orang Indonesia. Jadi, harus menggunakan solusi (perangkat) Indonesia. "Jadi software itu bisa memfilter situs porno dan situs negatif. Itu langsung bisa diblok," katanya.
Sistem tersebut nantinya mampu mendeteksi semua service profider termasuk media sosial seperti Facebook, Tweeter, Instagram. Memang untuk awal, masih bertahap service provider, tapi nanti dinaikkan menyangkut seluruh internet provider.
Untuk proyek tersebut, kata dia, PT Inti mendapatkan tender senilai Rp 180 miliar. Ia mengaku bersyukur bisa memenangkan tender itu dengan sehat dan berkompetisi secara fair. Karena, banyak BUMN dan perusahaan swasta ikut mengajukan tender untuk mendapatkan proyek tersebut.
Sektor pertahanan dan bisnis digital ini saat ini menguasai 60 persen proyek PT Inti. Sisanya sektor energi dan broadband.
Berkat kepercayaan sejumlah pihak, perusahaannya pun saat ini mampu keluar dari zona report merah BUMN. Tahun ini, Darman optimistis mampu mencatat laba bersih sekitar Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar dengan total pendapatan sekitar Rp 1,4 triliun.
Sehingga, kata dia, kondisi perusahaan tahun ini sudah lebih baik. Bahkan, kontraknya naik tiga kali lipat. Kontrak tahun lalu hanya sebesar Rp 700 miliar.
Namun, tahun ini meningkat jadi Rp 2 triliun. Penjualan tahun lalu, Rp 680 miliar, tahun ini sekitar Rp 1,5 triliun. Ia optimistis ke depan Inti akan semakin baik.