REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali menaikkan status Gunung Agung dari siaga (level tiga) ke awas (level empat). Letusan masih terus teramati disertai kepulan asap tebal mencapai ketinggian dua ribu hingga 3.400 meter. Sinar api terlihat dari dalam kawah.
"Untuk mengantisipasi segala kemungkinan dan risiko bencana, maka PVMBG menaikkan status Gunung Agung dari siaga menjadi awas terhitung Senin (27/11) pukul 06.00 WITA," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Senin (27/11).
Erupsi eksplosif disertai dentuman lemah terdengar hingga jarak 12 kilometer (km) dari puncak. Sinar api, kata Sutopo semakin teramati di malam hari menandakan sebuah letusan besar segera terjadi. Tim di Pos Pengamatan Gunung Agung di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem melaporkan visual gunung berapi tersebut jelas. Tremor nonharmonik menerus terjadi dengan amplitudo satu hingga 10 milimeter (mm).
PVMBG mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Agung, pendaki, pengunjung, wisatawan supaya tidak berada dan melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya yang sekarang berada di seluruh area radius delapan kilometer dari kawah ditambah perluasan sektoral ke utara-timur laut dan tenggara-selatan-barat daya sejauh 10 km dari kawah. Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi.
BNPB mengoordinasikan potensi nasional dari TNI, Polri, Basarnas, dan kementerian terkait untuk mendampingi pemerintah daerah dalam penanganan erupsi di Karangasem. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama unsur lainnya terus melakukan penanganan darurat erupsi Gunung Agung.
"Masyarakat di radius 8-10 km diimbau segera mengungsi dengan tertib dan tenang," kata Sutopo.