Senin 27 Nov 2017 07:20 WIB

Abu Vulkanik Tutup Ruang Terbang Bandara Ngurah Rai

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nur Aini
Otoritas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai memastikan seluruh penumpang rute internasional dan domestik yang sempat tertunda setelah erupsi ketiga Gunung Agung Sabtu (25/11) malam telah diberangkatkan Ahad (26/11) pagi.
Foto: Republika/Mutia Ramadhani
Otoritas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai memastikan seluruh penumpang rute internasional dan domestik yang sempat tertunda setelah erupsi ketiga Gunung Agung Sabtu (25/11) malam telah diberangkatkan Ahad (26/11) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID,BADUNG -- Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali resmi ditutup menyusul ditemukannya abu vulkanik di ruang udara penerbangan di Pulau Dewata tersebut. Keputusan tersebut berdasarkan Notice to Airmen (Notam) bernomor A4242/17.

"Bandara ditutup mulai 07.15 WITA hari ini hingga Selasa (28/11) pukul 07.00 WITA," kata Communication & Legal Section Head Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, Senin (27/11).

Abu vulkanik telah menutupi ruang terbang di bandara hingga dua level. Hingga Ahad (26/11) dini hari, sebanyak 2.523 penumpang domestik, dengan rincian 1.032 penumpang kedatangan dan 1.491 penumpang keberangkatan gagal terbang. Berikutnya 4.215 penumpang internasional, dengan rincian 766 kedatangan dan 3.449 keberangkatan juga gagal diterbangkan.

Badan Geologi dan Mitigasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sehari sebelumnya sudah menaikkan notifikasi Volcano Observatory Notice for Avition (VONA) dari oranye menjadi merah. VONA merah berarti lontaran abu vulkanik dari Gunung Agung sudah lebih dari seribu kaki.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali menaikkan status Gunung Agung dari siaga (level tiga) ke awas (level empat). Letusan masih terus teramati disertai kepulan asap tebal mencapai ketinggian dua ribu hingga 3.400 meter. Sinar api terlihat dari dalam kawah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement