REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kelompok ISIS dinilai telah menjadikan wilayah Sinai, Mesir, sebagai basis alternatifnya. Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia Yon Mahmudi menilai lemahnya kontrol Kairo terhadap Sinai membuat para pengikut ISIS bisa mendapatkan pasokan senjata.
Terlebih, ISIS kini telah terdesak di Suriah dan Irak. Sinai pun dihuni oleh beberapa suku yang memiliki sikap independen dan terkadang menentang kebijakan pemerintah Presiden Abdel Fatah el-Sisi. "Faktor-faktor ini yang memberi peluang bagi kelompok milisi bersenjata, yang mengklaim menjadi bagian dari ISIS, untuk membangun basis sekaligus melakukan rekrutmen anggota di sana," ujar dia kepada Republika.
Pernyataan Yon itu disampaikan terkait serangan teror oleh kelompok bersenjata di sebuah masjid di Sinai akhir pekan lalu yang membuat ratusan orang meregang nyawa. Dilihat dari sisi geopolitik, Yon mengatakan, Sinai merupakan daerah perbatasan antara Mesir dan Israel. Jadi secara geografis ada beberapa wilayah di Sinai yang jauh dari jangkauan militer Mesir.
"Dari kondisi ini saya melihat cukup rasional kalau eksistensi ISIS menjadi besar di wilayah Semenanjung Sinai. Karena keberadaan ISIS di Irak dan Suriah kan sudah semakin terkikis. Olehkarena itu Sinai menjadi alternatif basis ISIS baru," kata Yon.
"Lemahnya kontrol keamanan oleh otoritas Mesir di Sinai, menjadi keuntungan lain bagi kelompok milisi di sana untuk mendapatkan pasokan senjata. Perpindahan senjata inilah yang saya kira bisa memperkuat eksistensi kelompok milisi yang ada di sana," ucap Yon menambahkan.