Senin 27 Nov 2017 09:17 WIB

Ratusan Telepon dari Iseng Hingga Dukun Cari Penyerang Novel

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Bilal Ramadhan
Ketua KPK Agus Rahardjo dan Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis menampilkan sketsa pelaku yang diduga penyerang Novel Baswedan, Jumat (24/11).
Foto: Antara
Ketua KPK Agus Rahardjo dan Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis menampilkan sketsa pelaku yang diduga penyerang Novel Baswedan, Jumat (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai merilis sketsa wajah diduga penyerang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan pada Jumat (24/10) lalu, Polda Metro Jaya mengaku telah mendapati ratusan panggilan telepon. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo menyebutkan, hampir 300 panggilan diterima kepolisian.

"Ada 290 telepon masuk," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Ahad (26/11).

Bukan hanya itu, bahkan Argo juga menyebutkan adanya pihak yang menawarkan pencarian pelaku penyerangan Novel melalui ilmu supranatural. "Ada yang menawarkan paranormal juga ada," kata Argo menambahkan.

Sayangnya, lanjut Atgo, panggilan panggilan yang diterima kepolisian hanya berupa percobaan belaka. Sehingga, polisi pun masih belum mengantungi identitas penyerang Novel. "Ada juga yang ngetes saja nomornya benar atau tidak di situ. Ada telepon, kita tanya identitasnya kita telepon balik juga," kata Argo.

Argo mengatakan, pihaknya masih menunggu adanya informasi terkait penyerangan Novel Baswedan. Polisi juga belum mengamankan salah satu terduga penyerang Novel Baswedan. "Belum ada yang diamankan," kata dia.

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Idham Azis menyatakan kepolisian sudah mengetahui dua orang yang diduga sebagai pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan.

Dua orang tersebut diketahui berdasarkan keterangan kesaksian dari dua orang, masing-masing berinisial S dan SN. Idham dalam kesempatan itu menunjukkan kepada awak media dua lembar gambar orang yang diduga sebagai pelaku tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement