REPUBLIKA.CO.ID, ALBI -- Memakai sweater rajut buatan ibu pada hari raya merupakan tradisi yang dilakukan sebagian masyarakat di beberapa belahan dunia. Baju hangat itu jadi perlambang kasih sayang dan kedekatan keluarga.
Tradisi juga dideskripsikan dalam visual film. Misalnya, Ron Weasley dan kakak-adiknya yang wajib memakai sweater buatan sang ibu saat hari raya dalam film Harry Potter, juga sweater lucu Mark Darcy di film Bridget Jones.
Dikutip dari laman Metro, sebuah kompetisi lucu lantas digagas karena terinspirasi tradisi tersebut. Kejuaraan Dunia Sweater 'Terjelek' diselenggarakan di Albi, Prancis, untuk melombakan desain baju hangat yang paling jelek dan paling norak.
Terdapat 600 peserta yang mengikuti kompetisi, terbagi dalam kategori anak-anak, perorangan, dan keluarga. Istilah sweater jelek yang dimaksud bukan merendahkan, melainkan desain yang membuat seseorang cukup malu mengenakan sweater di depan umum.
Berbagai peserta dengan sweater berdesain norak pun berlomba-lomba untuk dianggap sebagai yang paling jelek. Salah satu peserta, Florian, memakai sweater tanpa lengan berpola hitam-putih ala papan catur dengan tempelan hiasan Natal dan pita perak besar.
Marie, peserta lain, memakai sweater berwarna dasar hitam dengan gambar pakaian yang sedang dijemur serta ditempeli bola-bola bulu. Entah apa yang ada di pikirannya ketika ia berpose dengan topi berbentuk pohon cemara dan membawa pot berisi bunga imitasi.
Sweater 'jelek' lain dibuat dari gabungan kain perca, sweater ganda yang bisa dipakai dua orang sekaligus, atau yang bertuliskan "Ho ho ho ho" dengan garis merah-hijau. Pemenang kompetisi bernama Herve, mengenakan sweater gradasi warna biru, cokelat, abu-abu, dan merah, plus gambar rusa bertanduk di bagian tengah.
Ikuti Whatsapp Channel Republika