REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perjalanan Kereta Api (KA) Mutiara Selatan yang berangkat dari Malang ke Surabaya dialihkan akibat jalur rel di kawasan Porong, Sidoarjo, tergenang air.
"Saya dari Stasiun Malang menuju Surabaya, tapi tidak bisa lewat jalur biasanya sehingga memutar ke arah Blitar. Total waktu ditempuh mencapai 11 jam," ujar salah seorang penumpang KA Mutiara Selatan, Herman Rivai, Senin (27/11).
Ia menceritakan, pada Ahad (26/11), kereta api yang ditumpangi berangkat pukul 16.30 WIB, namun karena jalur rel terganggu maka perjalanan dialihkan melalui Blitar. Mantan pimpinan DPRD Kota Surabaya itu mengaku tiga jam setelahnya kereta baru meninggalkan Malang, dan tiba pukul 23.00 WIB di Kertosono.
Dari sana, kata dia, seluruh penumpang yang mengarah ke Surabaya dipindah ke KA lain, sedangkan KA Mutiara Selatan melanjutkan perjalanan ke Bandung. "Pukul 00.45 WIB kami diberangkatkan ke Surabaya dan 02.30 WIB baru sampai Stasiun Gubeng," ucapnya.
Kendati demikian, ia dan mayoritas penumpang lainnya tidak merasa kecewa karena memaklumi adanya genangan air di perlintasan kereta api di kawasan Porong. "Pelayanan dari petugas KA juga sangat ramah sehingga perjalanan sangat panjang tidak terasa lelah. Pelayanan seperti ini yang harus dipertahankan oleh PT KAI," katanya.
Sementara itu, Manajer Humas PT KAI Daop 8 Surabaya Gatut Sutiyatmoko mengatakan sebanyak enam kereta api tertahan akibat rel tergenang banjir di kawasan Porong, Sidoarjo. Enam KA yang tertahan, yakni KA Jayabaya relasi Jakarta-Malang, KA Sri Tanjung relasi Banyuwangi-Surabaya, KA Bima Malang-Surabaya Gubeng, KA Mutiara Timur, KA Logawa Ranggajati, KA Mutiara Selatan.
Sebagai antisipasi, kata dia, untuk KA Sri Tanjung dilakukan pemindahan dengan bus saat melintasi Sidoarjo dengan menyediakan total enam bus. Sedangkan KA Bima, KA Mutiara Selatan dan KA Jayabaya rangkaiannya dialihkan melalui jalur lain, dan untuk penumpangnya menggunakan rangkaian KA darurat.