REPUBLIKA.CO.ID, Paus Urbanus II menyerukan umat Kristiani di seluruh Eropa memulai Perang Salib Pertama guna merebut kembali Tanah Suci (Palestina) dari umat Islam pada 27 November 1095. Kobaran perang yang dilontarkan Paus dalam perang salib pertama disampaikan dalam khutbahnya pada penyelenggaraan Konsili Clermont.
Saat itu, Paus Urbanus II mengimbau hadirin memberi bantuan militer kepada Kekaisaran Bizantium dan Kaisarnya, Aleksios I yang memerlukan kekuatan tambahan dalam menghadapi orang-orang Turki yang telah bermigrasi ke barat dan masuk ke Anatolia.
Salah satu sasaran yang ingin dicapai oleh Paus adalah jaminan akses bagi para peziarah menuju tempat-tempat suci di kawasan timur Laut Tengah yang telah dikuasai kaum Muslim, namun para pakar tidak sependapat mengenai apakah jaminan akses bagi para peziarah adalah motif utama dari Sri Paus ataukah motif utama dari pihak-pihak yang menanggapi seruannya.
Mungkin saja Sri Paus bermaksud mempersatukan kembali belahan Timur dan belahan Barat dunia kristen yang terpisah sejak peristiwa Skima Timur-Barat pada 1054, serta menjadikan dirinya sendiri sebagai kepala Gereja bersatu. Kemenangan awal Perang Salib menghasilkan pendirian empat negara tentara salib yang pertama di kawasan timur Laut Tengah, yakni kabupaten Edessa, Kepangeranan Antiokhia, Kerajaan Yerusalem dan Kabupaten Tripoli.
Tanggapan yang antusias terhadap seruan Paus Urbanus dari seluruh kalangan masyarakat Eropa Barat menjadi preseden bagi perang-perang Salib selanjutnya. Para sukarelawan menjadi Tentara Salib dengan mengikrarkan kaul di muka umum dan menerima ndulgensi paripurna dari Gereja. Sebagian yang lain ikut serta demi menunaikan kewajiban feodal, mendapatkan kemuliaan dan kehormatan, atau mendapatkan keuntungan ekonomi dan politik.
Upaya dua abad untuk membebaskan Tanah Suci berakhir dengan kegagalan. Sesudah Perang Salib Pertama, masih ada lagi enam Perang Salib besar dan banyak Perang Salib yang kurang penting. Setelah kubu-kubu Katolik terakhir ditaklukkan pada 1291, tidak ada lagi Perang Salib, tetapi keuntungan yang berhasil dikumpulkan bertahan lebih lama di kawasan utara dan barat Eropa.
Selanjutnya: Pembantaian Suku Cheyenne di AS