REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Freeport Indonesia dan Pemerintah Indonesia melalui kementerian ESDM masih melakukan negosiasi besaran harga saham yang akan diserap oleh Indonesia. Negosiasi terkait besaran nilai saham ini rencananya akan selesai pada akhir tahun ini.
Direktur Jendral Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono, tak menjelaskan secara rigid apa kendala dan sudah sampai mana negoisasi tentang berapa nilai saham yang disepakati kedua belah pihak. Meski begitu, Bambang hanya menjelaskan bahwa negosiasi akan selesai pada Desember nanti.
"Negoisasi maju, tapi kita tidak bisa menjelaskan saat ini. kan ini masih proses negoisasi. gak bagus kalau kita rigidkan sekarang," ujar Bambang saat ditemui di Gedung DPR RI usai melakukan rapat dengan Komisi VII secara tertutup, Senin (27/11).
Bambang hanya menjelaskan bahwa Desember memang harus segera menyelesaikan negosiasi ini sebab, Desember adalah batas waktu pembahasan dan negoisasi persoalan divestasi ini. "Ya, Desember, kan harus selesai Desember," ujar Bambang.
Senada dengan Bambang, Executive Vice Presiden PT Freeport Indonesia, Tony Wenas juga mengatakan bahwa negosiasi terkait divestasi masih terus dilakukan oleh kedua belah pihak. Meski tak menjelaskan juga secara rigid berapa nilai kesepakatan kedua belah pihak terkait besaran divestasi, Tony hanya menjelaskan bahwa perundingan berjalan dengan signifikan.
"Signifikanlah. Kemajuannya cukup cepat dalam banyak hal. Kita pembicaraannya lebih intens dan terstruktur, lebih mengerucut dalam semuanya," ujar Tony.
Tony juga berharap bahwa negosiasi ini bisa selesai pada Desember nanti. Selesai yang dimaksud Tony tak hanya terkait besaran nilai saham yang akan didivestasikan saja, tetapi juga mekanisme divestasi yang akan dilakukan oleh pemerintah. "Ya kita harap semua selesai. Semua, semuanya," ujar Tony.