Senin 27 Nov 2017 19:06 WIB

Pengusaha Ritel Mengaku Sulit Akses Tol Laut

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Penjaga menunggu pembeli di salah satu ritel penjualan pakaian di Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin (14/12).
Foto: Republika/ Wihdan
Penjaga menunggu pembeli di salah satu ritel penjualan pakaian di Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin (14/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah peritel yang tergabung dalam asosiasi pengusaha ritel Indonesia (Aprindo) mengaku kesulitan untuk mengakses fasilitas tol laut yang diinisiasi oleh pemerintah. Ketua Umum Aprindo Roy Mandey mengatakan, jika peritel dapat menggunakan tol laut untuk mendistribusikan barang ke gerai-gerai mereka yang tersebar di seluruh Indonesia, harga bahan pangan dapat ditekan cukup signifikan.

"Bisa 15-20 persen lebih baik harganya," kata dia, saat ditemui wartawan di Kantor Pusat Perum Bulog, Senin (27/11).

Menurut Roy, pihaknya sudah menanyakan perihal akses tol laut tersebut pada pemerintah. Namun, hingga kini Aprindo belum mendapat jawaban atas pertanyaan itu. Karena akses tol laut belum terbuka bagi peritel modern, sambung Roy, maka anggota Aprindo sampai saat ini masih menggunakan jasa layanan logistik umum.

"Kami sangat berharap tol laut itu bisa dibuka untuk ritel. Karena itu sangat berpengaruh pada harga pangan," kata dia.

Aprindo sendiri baru saja menandatangani nota kesepahaman dengan Perum Bulog mengenai distribusi bahan pangan. Lewat kerja sama itu, Roy berharap peritel bisa mendapatkan kepastian stok, utamanya untuk memenuhi permintaan bahan pangan pokok di wilayah Indonesia timur.

Roy menjelaskan, selama ini wilayah Indonesia timur sering kali mengalami kelangkaan stok karena peritel hanya mengandalkan pasokan dari distributor. Sementara, distributor juga mengalami kendala logistik untuk mengirimkan pasokan bahan pangan pokok.

"Nah, kalau Bulog sudah pasti distribusi lebih jelas karena saat ini mereka sudah gunakan tol laut dan juga ada jalur-jalur distribusi utama yang sekarang sudah berjalan," kata Roy.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement