REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari mengutuk aksi terorisme di Masjid Ar-Rawda Sinai Utara Mesir Jum'at (24/11) lalu. Kharis mengatakan tentu banyak warga termasuk mahasiswa Indonesia yang berada di Mesir. Maka dia juga mengimbau mahasiswa tidak perlu terlibat aktivitas politik Mesir.
"Saya imbau, hindari tempat menghangat. Mahasiswa selesaikan studi, tidak perlu terlibat aktivitas politik atau apa pun yang ada di Mesir," kata dia di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (27/11).
Dia juga meminta aparat Mesir segera menangkap dan mengadili siapa pun pelaku teror. Komisi I DPR RI berkoordinasi dengan Kemenlu dan KBRI di Mesir untuk memastikan apakah ada WNI yang ikut menjadi korban.
Lebih jauh dia melihat ledakan di Mesir tersebut cukup aneh, karena orang yang berada di dalam masjid tidak bisa keluar. Dari berbagai sumber pengamat, kata dia, menyatakab orang yang mau keluar, diadang dan ditembak.
"Apakah jemaah itu tahu kalau ada bom? Tahu makannya mereka keluar mau. Ini kejadian domestik sifatnya, tidak ke Indonesia," ujarnya.
Selain itu, Kharis melihat aksi teror ini memang agak rapi. Korban sangat segmented dan mungkin saja ada permusuhan dengan orang yang ada di dalam masjid itu. Sampai hari ini, Kharis mengatakan, belum mendapat titik terang siapa pelaku teror tersebut, begitu juga pemerintah Mesir yang belum dapat memastikan siapa pelakunya.