REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali diperpanjang sebab ruang udara penerbangan masih ditutupi abu vulkanis Gunung Agung. Notice to Airmen (Notam) bernomor A4242/17 kedua kembali diberlakukan 24 jam ke depan.
"Bandara ditutup mulai 07.00 WITA hari ini hingga Rabu (29/11) pukul 07.00 WITA," kata Communication & Legal Section Head Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, Selasa (28/11).
Arie mengatakan hasil rapat evaluasi yang digelar Selasa pukul 01.00 dini hari menunjukkan erupsi Tohlangkir mencapai tiga ribu meter dari puncak kawah. Stasiun Badan Metrologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sekitar pukul 23.10 WITA, Senin (27/11) menginformasikan ketinggian semburan abu vulkanis mencapai 30 ribu kaki yang bergerak ke arah selatan-barat daya dengan kecapatan lima hingga 10 knots.
"Ini berarti semburannya masih mengarah ke Bandara Ngurah Rai," ujar Arie.
Badan Geologi dan Mitigasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sehari sebelumnya sudah menaikkan notifikasi Volcano Observatory Notice for Avition (VONA) dari oranye menjadi merah. VONA merah berarti lontaran abu vulkanik dari Gunung Agung sudah lebih dari seribu kaki.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali menaikkan status Gunung Agung dari siaga (level tiga) ke awas (level empat). Letusan masih terus teramati disertai kepulan asap tebal mencapai ketinggian dua ribu hingga 3.400 meter. Sinar api terlihat dari dalam kawah.