Selasa 28 Nov 2017 08:47 WIB

Cuaca Ekstrem, Warga Diimbau tak Berteduh di Bawah Pohon

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Winda Destiana Putri
Awan hitam menyelimuti langit di perairan laut Jawa, Selasa (14/3). Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Surabaya cuaca ekstrem yang melanda wilayah Jawa Timur diperkirakan berlangsung hingga Mei 2017.
Foto: Umarul Faruq/Antara
Awan hitam menyelimuti langit di perairan laut Jawa, Selasa (14/3). Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Surabaya cuaca ekstrem yang melanda wilayah Jawa Timur diperkirakan berlangsung hingga Mei 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan akan terjadi cuaca ekstrem hujan lebat dalam beberapa hari ke depan di wilayah Jawa Barat. Dimana, disertai dengan angin kencang. Oleh karena itu, masyarakat diimbau tidak berteduh dibawah pohon saat hujan lebat tengah turun.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas 1 Bandung, Tony Agus Wijaya mengatakan cuaca ekstrem diperkirakan terjadi di wilayah Bogor, Depok, Bekasi, Karawang, Sukabumi Selatan, Cianjur, Bandung, Garut, Purwakarta.

Selain itu juga di wilayah Subang, Cirebon, Indramayu, Kuningan, Majalengka, Sumedang, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar dan Pangandaran. Potensi angin kencang di Bogor, Bandung, Sukabumi, Majalengka, Kuningan, Sumedang, Majalengka, Cirebon, Purwakarta, Pangandaran dan Indramayu.

"Angin kencang diperkirakan akan terjadi pada sore hingga malam hari. Kilat dan petir juga berpotensi terjadi saat cuaca ekstrem," katanya, Selasa (28/11). Pihaknya mengimbau masyarakat tidak berlindung di bawah pohon.

Ia menuturkan, pihaknya juga mengimbau masyarakat mewaspadai potensi gelombang tinggi di perairan utara dan selatan Jabar, banjir bandang dan longsor di daerah yang berpotensi terjadi hujan lebat.

Menurutnya, bagi masyarakat yang setiap hari beraktivitas di perairan atau laut, diimbau lebih waspada terhadap perubahan kondisi cuaca di laut yang secara tiba-tiba yang disebabkan adanya pengaruh awan cumulonimbus.

"Nelayan tradisional diimbau menunda aktivitas penangkapan ikan sampai gelombang laut kembali normal," ungkapnya.

Tony mengatakan seluruh daerah di Jabar berpotensi mengalami hujan lebat diikuti dengan angin kencang dan puting beliung. Sebabnya, ada tekanan rendah di selatan Jawa mengakibatkan area belokan angin yang menyebabkan peningkatan pertumbuhan awan hujan. 

Serta timbulnya aliran masa udara basah dari barat yang menyebabkan kondisi udara di sekitar Jabar menjadi tidak stabil.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement