Selasa 28 Nov 2017 12:35 WIB

Konferensi Muslim ASEAN Dorong Lestarikan Islam Moderat

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Agus Yulianto
Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz
Foto: Reuters/Faisal Al Nasser
Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Peserta Konferensi Muslim ASEAN memuji arahan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz bersama bekerja dengan tema A Moderate Nation atau Sebuah Negara Moderat. Peserta juga memuji upaya Arab Saudi dan Malaysia dalam melestarikan Islam moderat, mempromosikan moderasi, memerangi ekstremisme, menyebarkan ajaran agama berdasarkan Alquran dan Sunnah. Serta mengaktifkan peran dewan fikih dan fatwa dalam mencapai pemahaman sadar dan moderat Islam.

Dilansir dari Arab News, konferensi menekankan ekstremisme, terorisme, dan kekerasan adalah fenomena global yang tidak boleh dikaitkan dengan agama atau negara tertentu. Konferensi memasuki tahap akhir, yakni kesimpulan dan rekomendasi para peserta. Konferensi tahap akhir dipimpin oleh Perdana Menteri Malaysia Mohammad Najib dan Menteri Urusan Islam, Wakaf, Panggilan, dan Bimbingan Arab Saudi Sheikh Salih Al-Shaykh. Upacara penutupan dihadiri Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi.

Para peserta menjanjikan dukungan kepada Muslim Rohingya, yang mengalami permusuhan, pembunuhan, pemindahan paksa, dan diskriminasi rasial. Selain itu, konferensi menyepakati masyarakat internasional segera mengambil tindakan melindungi Rohingya. Konferensi juga mendorong Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan ASEAN menyelesaikan krisis itu.

Peserta menyoroti pentingnya mengadakan konferensi serupa itu di Malaysia dan negara-negara ASEAN lainnya. Alasannya, tercipta peran penting mendorong komunikasi dan pertukaran pengalaman. Serta, menemukan solusi tantangan baru yang dihadapi umat Islam, menanamkan sikap moderat, dan menghadapi ancaman keamanan dan stabilitas.

Dalam rekomendasinya, para peserta menyerukan adanya promosi budaya perdamaian dan dialog perlunya menghormati hak asasi manusia dan konvensi internasional. Serta pentingnya memperlakukan kaum non Muslim dengan baik untuk mencapai stabilitas sosial.

Selain itu, mereka menyoroti pentingnya kerjasama antara pihak-pihak berkepentingan dengan Sunnah, seperti Kompleks Raja Salman untuk Hadis Nabi dan Komite Nasional untuk Mengoreksi Hadis di Malaysia.

Konferensi diselenggarakan oleh beberapa badan resmi dan sipil di Malaysia, termasuk Departemen Urusan Khusus, Kementerian Komunikasi dan Multimedia, Organisasi Al-Khaadem, Asosiasi Keilmuan Malaysia, dan Universitas Teknologi. Penyelenggaraan mendapat dukungan dari Divisi Urusan Agama dari Kantor Perdana Menteri, dan dalam kerja sama dan koordinasi dengan Kementerian Urusan Islam, Wakaf, Dawah, dan Bimbingan Arab Saudi.

Konferensi dihadiri lebih dari 1.200 tokoh akademis dan religius dari ASEAN dan negara-negara Asia lainnya. Imam Masjid Al-Haram di Makkah Saleh bin Mohammed Al Thalib dan sejumlah ilmuwan dan peneliti Arab Saudi juga hadir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement