REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Sebuah pertemuan antara 40 negara Islam yang tergabung dalam blok kontra-teroris digelar pada Ahad (26/11) lalu di Riyadh, Arab Saudi. Dalam pertemuan Islamic Military Counter Terrorism Coalition (IMCTC) itu, para menteri menekankan beberapa front termasuk ideologis, komunikasi, pendanaan, dan militer, untuk melawan terorisme. Pertemuan tingkat menteri itu juga dihadiri oleh Menteri Pertahanan Nasional Turki, Nurettin Canikli.
Dalam sebuah deklarasi terakhir yang dikeluarkan setelah pertemuan, koalisi tersebut menekankan pada pentingnya upaya bersama untuk melakukan tindakan kolektif dan perencanaan strategis yang komprehensif. Langkah bersama itu dilakukan dalam upaya menghadapi ancaman terorisme.
Para menteri pertahanan mengatakan, bahwa semua cara harus digunakan untuk menghadapi ekstrimisme dan terorisme dalam semua gagasan dan persepsi ideologis mereka. Mereka juga menyoroti peran pendidikan dan pengetahuan dalam melawan terorisme secara langsung.
Tidak hanya itu, deklarasi juga menyoroti pentingnya konsep Islam yang benar untuk menegakkan kebenaran Islam yang moderat. Yang mana, konsep Islam itu senada dengan sifat alamiah manusia dan nilai-nilai kebersamaan.
Para menteri juga menekankan pentingnya peran media dalam memerangi terorisme. Dalam deklarasi itu ditambahkan, bahwa teroris harus dicegah untuk menggunakan media dalam menyampaikan pesan mereka.
"Kami akan bekerja sama dengan media untuk melawan propaganda teroris, dengan menghancurkan fondasinya untuk mengurangi pengaruhnya," demikian pernyataan dalam deklarasi tersebut, seperti dilansir dari World Bulletin, Selasa (28/11).