REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Cuaca ekstrem yang terjadi akibat pengaruh Siklon Tropis Cempaka telah menyebabkan bencana alam di beberapa daerah. Sebanyak 11 orang di Kabupaten Pacitan meninggal akibat banjir dan longsor yang menerpa wilayah tersebut.
"Banjir dan longsor menyebabkan 11 orang meninggal dunia yang menerjang Kabupaten Pacitan. Ke-11 korban meninggal dunia terdiri dari 9 orang akibat tertimbun tanah longsor dan 2 orang hanyut terbawa banjir," ujar Sutopo Purwo Nugroho selaku kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (28/11) malam.
Korban longsor berasal dari Desa Klesem, Kecamatan Kebonagung sebanyak 7 orang dan dari Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo sebanyak 2 orang. Sembilan korban meninggal akibat longsor tersebut hingga berita ini dibuat belum dapat dievakuasi akibat sulitnya akses menuju lokasi dan tingginya intensitas hujan.
Banjir sendiri menyebabkan 2 orang meninggal dunia dan telah ditemukan. Warga yang terdampak lebih dari 4.000 jiwa dan perlu dievakuasi. Sementara untuk kerusakan masih dalam pendataan. Pengungsi di Kecamatan Pacitan ditempatkan di GOR Pacitan dan Masjid Sirnoboyo.
Tim SAR gabungan dari BPBD Pacitan Bersama TNI, Polri, Basarnas, SKPD, relawan dan masyarakat masih melakukan evakuasi. Kendala yang terjadi di lapangan yaitu angin kencang dan debit sungai yang masih tinggi.
"Proses pencarian korban terus dilakukan oleh tim. Dapur umum akan didirikan dan bantuan logitik akan segera disalurkan. Kebutuhan yang mendesak saat ini adalah selimut, perahu karet, dan pakaian," ucap Sutopo.
Cuaca ekstrem yang disebut Badai Cempaka ini telah menyebabkan bencana banjir, longsor dan puting beliung di Pulau Jawa. BMKG sendiri telah menyampaikan peringatan dini adanya siklon tropis Cempaka yang berada di perairan sekitar 32 km sebelah selatan-tenggara Pacitan Provinsi Jawa Timur.
Kekuatan siklon berada pada kecepatan 65 km per jam pada Selasa (28/11). Dampak dari siklon tropis Cempaka ini adalah cuaca ekstrem seperti hujan deras, angina kencang, dan gelombang tinggi di Jawa dan Bali.
Hujan berintensitas sedang hingga tinggi juga terjadi meluas di wilayah Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur. Banjir dan longsor terjadi di beberapa tempat. Jalur Ponorogo menunju Pacitan lumpuh total akibat tertutup longsor di Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo.
Selain wilayah Jawa Timur, banjir, longsor dan puting beliung juga melanda wilayah di DI Yogyakarta. Banjir terdapat 3 titik banjir di Kabupaten Gunung Kidul dan 2 titik di Kabupaten Kulonprogo.
Beberapa permukiman terendam banjir hingga 1 meter. SMK Pelayaran dan SMP 3 Satosari terendam banjir sehingga proses belajar mengajar terganggu.
Longsor terjadi di 22 titik yaitu 16 titik longsor di Kabupaten Bantul, 2 titik di Kabupaten Kulonprogo, 1 titik di Kabupaten Gunung Kidul dan 3 titik di Kabupaten Sleman. Longsor menimpa rumah dan menjebol tembok masjid Pondok Pesantren di Kulon Progo sehingga 3 santri luka ringan. Puting beliung juga melanda 56 titik di daerah Yogyakarta.